Minggu, 16 Maret 2014

(Saran untuk PDIP) Pasangan Capres “Sikora”, Indonesia Lebih Maju


[RR1online]:
PARTAI Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akhirnya resmi menunjuk Joko Widodo (Jokowi) sebagai Capres yang akan dimajukan dalam Pilpres 2014 mendatang. Dan seketika itu, sejumlah pihak pun ramai bertanya-tanya serta mulai menebak-nebak siapa gerangan sosok Cawapres yang paling pantas mendampingi Jokowi...?!?

Meski sudah ada beberapa sosok yang disebut-sebut pantas berpasangan dengan Jokowi, namun demi mewujudkan INDONESIA BARU yang LEBIH MAJU, maka tentu saja tidak semua sosok bisa disebut cocok berpasangan dengan Jokowi. Sebab, untuk mewujudkan Indonesia Baru yang Lebih Maju, rakyat tentu sangat memerlukan pemimpin yang mampu “FOKUS” menyelesaikan masalah-masalah yang ditinggalkan (yang “diwariskan”) oleh penguasa sebelumnya (saat ini).

Pemimpin yang mampu Fokus yang saya maksud dalam hal ini, tentu saja adalah pasangan pemimpin (Presiden dan Wakil Presiden) yang diyakini bisa BEKERJA KONSENTRASI secara PENUH untuk kemajuan bangsa (rakyat) dan negara tanpa harus membagi waktunya mengurus partai atau kelompoknya saja. Sebab, tidak sedikit serta tidaklah ringan masalah-masalah negara yang harus dibenahi oleh Presiden dan Wakil Presiden yang nantinya terpilih pada Pemilu 2014 ini.

Bicara tentang pemimpin yang fokus, saya menilai, Ibu Mega Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP sudah tepat memilih Jokowi sebagai Capres. Sebab dengan begitu, kelak jika berhasil menjadi Presiden, Jokowi tentu saja memiliki waktu yang banyak dengan fokus bekerja penuh hanya menjalankan tugas negara tanpa harus mengurus partai. Sebab, untuk urusan partai bisa secara penuh pula ditangai oleh Ibu Mega.

Hanya saja, untuk memastikan semua itu bisa berjalan secara fokus, maka PDIP melalui Ibu Mega tentu saja tidak bisa salah menunjuk dan memilih pasangan Cawapres yang akan mendampingi Jokowi. Sehingga itu, Ibu Mega sebaiknya memilih sosok non-parpol untuk dijadikan sebagai Cawapres.

Alasannya, jika Cawapres pendamping Jokowi diambil dari sosok parpol lain, maka ketika berhasil menjadi Wapres, tentulah nantinya sangat berpotensi terjadinya beda pendapat dan pandangan, yang pada akhirnya akan menimbulkan gesekan politik antara PDIP dengan parpol lain yang telah terlanjur diposisikan sebagai Wapres tersebut. Sehingganya, pemerintahan pun hanya lebih banyak berjalan di atas “perselisihan” dalam kekuasaan karena senantiasa saling curiga dan saling intai-mengintai satu sama lain. Akibatnya, pemerintahan pun tidak akan bisa berjalan secara fokus.

Dengan pertimbangan di atas, maka sangat tepat jika Ibu Mega memilih sosok non-parpol untuk dijadikan Cawapres, yakni sosok yang benar-benar diyakini hanya ingin bekerja secara fokus pula tanpa harus “terikat” atau terpengaruh dengan “irama” politik yang “dikehendaki” oleh parpolnya.

Saya percaya, di bawah kendali Ibu Mega, PDIP selama ini adalah satu-satunya parpol yang benar-benar memiliki niat serta cita-cita murni dan tulus berjuang untuk mewujudkan Indonesia yang Lebih Maju. Hal ini dapat dilihat sepanjang era pemerintahan SBY, PDIP lebih memilih menjadi oposisi yang tidak tergiur untuk mendudukkan kadernya di satu kementerian (kabinet) pun.

Saya juga percaya, bahwa sampai kapan pun PDIP sangat mendambakan ajaran Trisakti dari Bung Karno untuk dapat dilaksanakan sebagai cita-cita murni nan tulus dalam mengangkat harkat serta martabat Bangsa dan Negara Indonesia. Dan hal itu masih tercermin dari Tema Rakernas III PDIP, awal September 2013 lalu, yakni: “Berjuang untuk Kesejahteraan Rakyat”. Ajaran Trisakti tersebut adalah: 1. Rakyat Berdaulat; 2. Negara berdiri di atas kaki sendiri (mandiri) di bidang ekonomi; dan 3. Berkepribadian dalam kebudayaan.

Bertolak dari semua itu, maka sangat tidak keliru jika Ibu Mega memilih seorang sosok non-parpol yang memiliki ideologi dan pandangan yang sama dengan PDIP dalam mewujudkan serta menjalankan ajaran Bung Karno tersebut. Sosok non-parpol yang saya maksud, adalah DR. Rizal Ramli.

Rizal Ramli saat ini boleh dikata adalah sudah merupakan “barang jadi”. Artinya, saat ini Rizal Ramli tak perlu lagi repot-repot “dipoles” karena telah ditempa dan berhasil menempati ranking pertama sebagai kandidat Capres dalam Konvensi Rakyat yang senantiasa menyuarakan ajaran Trisakti.

Terlebih lagi karena selain sebagai kaum intelektual yang berasal dari kalangan pergerakan, Rizal Ramli juga adalah sesungguhnya bukan lagi sosok “asing” di mata Ibu Mega serta di hadapan para kader PDIP lainnya. Bahkan setiap gagasan dan ide-ide serta pergerakannya selalu saja mencerminkan ajaran Trisakti. Sehingga itu jika Jokowi diharapkan bisa benar-benar fokus bekerja (kelak) sebagai Presiden agar tidak merasa was-was akan “digoyang”, maka pendamping yang pantas dan cocok sebagai Wapres adalah Rizal Ramli.

Pasangan Capres ini kemudian juga bisa saya sebut dengan istilah “SIKORA= preSIden joKOwi-rizal RAmli”. Memang secara kebetulan, SIKORA adalah istilah (akronim) yang dimunculkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Yakni: SIKORA= SI KOtak suaRA, yang kemudian SIKORA kini dijadikan maskot Pemilu 2014. Namun SIKORA istilah dari KPU dengan SIKORA istilah dari saya tentu saja sangat jauh berbeda. Namun kedua-duanya memiliki persamaan, yakni sama-sama mengajak untuk “MEMILIH” dalam Pemilu 2014 ini.

Dan terlepas dari itu, jika pasangan ini direstui oleh Sang Yang Maha Kuasa menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019, dan jika Tema Rakernas-III PDIP benar-benar serius ingin diwujudkan, maka tentu pasangan SIKORA inilah yang amat diyakini akan sangat fokus bekerja secara sigap dalam membenahi ekonomi rakyat. Sampai itu SIKORA juga saya definisikan: “SIgap eKOnomi RAkyat.

Artinya, pasangan pemimpin ini selalu sigap memperhatikan urusan-urusan ekonomi rakyat karena selain Jokowi yang selalu peduli dengan nasib rakyat, Rizal Ramli juga adalah sosok ekonom senior yang tak perlu lagi diragukan kemampuannya. Sehingga nantinya, jika keduanya terpilih, maka tentu senantiasa fokus dalam menjalankan tugas dan tanggung-jawabnya tanpa harus membagi waktunya sedikit pun kepada urusan partai. Apalagi keduanya memang tak perlu mengurus parpol lagi, sebab urusan parpol (PDIP) sudah menjadi tanggungjawab Ibu Mega.

Semoga jika telah berhasil terpilih dalam Pilpres 2014 SIKORA versi saya ini juga bisa kemudian menjadi: “triSaktI joKOwi-rizal RAmli”.

SALAM PERUBAHAN 2014...!!!!
------------------------
Sumber: KOMPASIANA

Artikel terkait:


http://politik.kompasiana.com/2013/08/15/inilah-bintang-kejora-yang-siap-bersinar-di-2014-584055.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar