[
RR1online]:
“BLUSUKAN KE WARKOP” :
WARKOP Jurnalis. Demikian nama Warung Kopi yang terletak di Jalan KH. Agus Salim, Medan-Sumatera Utara. Seperti namanya, warkop ini tentunya lebih banyak dikunjungi para pekerja Pers, untuk berdiskusi, bertukar informasi, atau mungkin sekadar melepas lelah setelah berburu berita di lapangan.
Atap warkop ini cuma tenda terpal biru tua yang nampak sudah sobek dan bolong-bolong di beberapa bagiannya. Dindingnya juga bukanlah tembok, tetapi hanya dari spanduk-spanduk bekas yang dibentangkan sebagai tirai mengelilingi lapak warkop tersebut.
Kursinya pun hanya bangku kuda-kuda dari kayu, yang dibentuk memanjang mengikuti mejanya yang juga terbuat dari papan. Meja itu dibungkus dengan taplak plastik putih tebal bertuliskan “Grande”.
Karena warkop ini jauh dari kesan mewah , maka tentu tak ada menteri atau kalangan pengusaha kelas atas serta konglomerat yang sudi bertandang di dalamnya.
Namun, pada Sabtu (18/1/2014), suasana tempat ngopi itu tiba-tiba terasa sangat “mewah” karena dikunjungi oleh tokoh eksklusif yang selama ini dikenal sebagai lokomotif perubahan, sosok yang pernah menghuni penjara di Sukamiskin (karena aksi pro-rakyat melawan keras rezim Orba), mantan Menko Perekonomian yang juga pernah menjabat sebagai Menkeu. Yakni, DR. Rizal Ramli (RR1).
Dengan style kemeja putih lengan pendek dan celana jeans biru, ekonom senior yang telah yatim piatu sejak usia 6 tahun ini muncul secara tak disangka-sangka di warkop tersebut, lalu duduk memesan kopi.
Sontak para wartawan dan pengunjung lainnya di warkop itupun kaget. Mereka merasa tak percaya jika tokoh nasional yang sangat konsisten sejak dulu berjuang pro-rakyat itu, sudi mampir dan bergabung di Warkop Jurnalis tersebut. Spontan, mereka pun mendekat dan mengerumuni RR1, sebagiannya langsung menjepret momen yang tak biasanya terjadi di warkop tersebut.
Seketika, keakraban pun terjalin, dan mereka semuanya telah nampak serius terlibat dalam pembicaraan seputar kondisi bangsa dan negara ini. Terlebih saat di atas meja telah tersaji gelas berisi kopi serta minuman ringan lainnya, membuat suasana pun terasa makin asyik dan punya kesan serta nilai tersendiri bagi seluruh pengunjung warkop tersebut.
“Kalau abang nanti, awak bangga ada calon presiden duduk-duduk dengan kita di sini,” ujar seorang wartawan menyapa RR1 di warkop tersebut, dilansir
tribunnews.
Dan memang, tukar pikiran yang berlangsung secara mendadak itu nampak santai dan bersahaja. Para wartawan pun terlihat antusias mendengar setiap pencerahan-pencerahan yang disampaikan oleh Rizal Ramli dengan penuh hikmat. Sebagian wartawan ada yang langsung mengetik berita melalui laptop, atau di smartphone masing-masing. Sesekali ada canda cerdas bernada sentilan, sehingga tawa pun meledak berkali-kali.
Kehadiran RR1 di Medan hari itu adalah selaku Capres nomor urut 1 (satu) versi Konvensi Rakyat yang akan mengikuti debat publik putaran kedua, yakni pada Minggu (19/1/2014). RR1 sengaja datang sehari lebih awal karena tak cuma ingin mengikuti acara tersebut, tetapi Ketua Umum Kadin ini juga ingin lebih mendekatkan diri dengan rakyat Medan, salah satunya di Warkop tersebut.
Terbukti di Warkop ini, RR1 mendapat simpatik dan apresiasi dari para wartawan. Di mata mereka, Rizal Ramli adalah sosok yang paling tepat memimpin Indonesia ke depan. Kapasitas dan integritasnya tidak perlu diragukan. Artinya, RR1 sangat layak berada di Istana di Jalan Medan Merdeka Utara, sebagai pemimpin rakyat (Presiden) 2014-2019.
“Rizal Ramli, cocok kali,”
lontar seorang wartawan dengan logat khas Medan ketika tahu, bahwa yang duduk bergabung bareng mereka saat itu adalah salah satu Capres peserta Konvensi Rakyat 2014.
“Nantilah, kita ngobrol-ngobrol dulu (di sini). Ada tokoh nasional. Awak pulang tak bawa berita, rugi kali,”
sambung wartawan berkulit gelap, berambut gondrong yang duduk tepat bersebelahan dengan RR1. Wartawan ini menolak untuk kesekian kalinya ketika diminta bergegas ke lokasi yang telah disediakan oleh Komite Konvensi Rakyat, yakni di Kawasan Jalan Setiabudi, Medan, sebagai tempat berkumpul yang lebih representatif.
Di hari yang sama, yakni Sabtu sore (18/1), RR1 masih menyempatkan diri tampil sebagai pembicara dalam diskusi bertajuk: “Mencari Pemimpin Beneran, Popularitas vs Kapasitas” di Juice Kuphi, Medan.
Dalam diskusi itu, RR1 mengatakan, ada empat syarat untuk menjadi pemimpin. Yaitu punya visi, karakter, kompetensi, dan yang terakhir adalah popular. Tiga syarat yang secara berurut tersebut (visi, karakter, dan kompetensi) tidak bisa direkayasa. Tiga syarat itulah yang telah melahirkan para pemimpin besar dunia. Mereka di antaranya Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan lainnya.
“Kalau pemimpin hanya mengandalkan popularitas, maka kita akan terjebak seperti di Filipina. Di sana, pemimpin hanya dari kalangan keluarga kaya atau artis saja. Akibatnya, Filipina tidak pernah menjadi bangsa besar dan kuat,” kata RR1. Dikutip
medanbagus. -------------------------------------------
”MENUJU KE LOKASI KONVESI RAKYAT”
SETELAH sukses di Surabaya, Debat Publik Capres 2014 kembali digelar oleh Komite Konvensi Rakyat. Kali ini dilangsungkan di Medan, Kota Melayu Deli, pada Minggu (19/1/2014).
Terdapat 7 Capres sebagai peserta acara tersebut, yakni: DR. Rizal Ramli (Mantan Menko Perekonomian), Isran Noor (Bupati Kutai Timur-juga Ketua DPD Partai Demokrat di daerahnya); Sofyan Saury Siregar (Rektor Islamic University of Europe Rotterdam-Belanda); Anni Iwasaki (aktivis perempuan Indonesia di Jepang); Ricky Sutanto (pengusaha sukses); Tony Ardi (mantan aktivis); dan Yusril Ihza Mahendra (mantan Menkum HAM).
Ada hal menarik yang dilakukan Rizal Ramli (RR1) selaku Capres nomor urut 1 (satu) versi Konvensi Rakyat tersebut. Yakni, para pendukung RR1 melakukan prosesi perjalanan menyerupai pawai menuju lokasi acara dengan menggunakan puluhan becak mesin motor (Bentor).
Bentor-bentor inilah yang akan mengarak DR. Rizal Ramli selaku Calon Presiden Konvensi Rakyat dari Lapangan Merdeka-Medan menuju lokasi acara Debat Publik Capres 2014, yakni di Gedung Medan Internation Convention Center (MICC), Medan.
Para Abang Bentor bersama pendukung sosok Ekonom Senior itu tampak berwajah cerah teduh dan antusias dipadu kaos putih bergambar DR. Rizal Ramli, bertuliskan: “Presiden Rakyat”. RR1 sendiri terlihat berkemeja putih lengan panjang, dikombinasi dasi dan celana kain hitam.
Namun sebelum memulai perjalanan, sejumlah Abang Bentor nampaknya tak ingin menyia-nyiakan waktu. Mereka menyempatkan diri ingin mengobrol dengan RR1 yang juga mantan Menteri Keuangan tersebut. Obrolan pun terjalin secara akrab, bahkan disertai canda-ria.
“Potong kumisnya, Bapak (bisa) terlihat lima tahun lebih muda,” ujar RR1 menyapa salah seorang Abang Bentor dengan senyum manis. Dikutip
medanbagus.
Setelah menempuh jarak sekitar 4 Km atau kurang lebih 15 menit waktu perjalanan, arak-arakan RR1 pun tiba di Gedung MICC, Medan. Di sana, RR1 disambut meriah oleh seluruh pendukung lainnya yang juga telah lama menunggu di lokasi Debat Publik tersebut.
Sebagian besar pendukung RR1, terutama gadis-gadis langsung menyapa Ketua Umum Kadin itu untuk berfoto bareng. Bahkan ibu-ibu pun tak mau kalah, mereka juga tak ingin kehilangan momen penting ingin ikut berfose bersama RR1 sebagai Capres paling ideal yang patut didukung.
“Ayo sama-sama ngomong, duren. Apalagi duren Medan kan terkenal. Ayo, sama-sama bilang lagi,
dureeenn..,”
sahut RR1 bercanda sebelum dijepret dengan kamera super-digital oleh fotografer profesional maupun sejumlah pendukung lainnya melalui kamera HP masing-masing. Sepertinya duren yang dimaksud RR1 adalah duda keren, sebab dirinya yang saat ini memang sementara sedang menduda.
Di benak para Abang Bentor bersama seluruh pendukung RR1 di hari itu tentu saja terselip sebuah harapan dan doa. Yakni: Semoga Rizal Ramli benar-benar bisa tembus dan terpilih dari Medan ke “Medan Merdeka Utara” sebagai Presiden (paling tidak Wakil Presiden) pada Pilpres 2014 mendatang. Amin..!!! -------------
”BLUSUKAN KE PASAR DAN ISTANA” :
MESKI telah usai mengikuti debat publik Capres 2014 oleh Konvensi Rakyat di Gedung Medan Internation Convention Center (MICC)-Medan, Minggu (19/1/2014), Rizal Ramli tak langsung pulang. Ekonom senior itu nampaknya “jatuh cinta” kepada Medan.
Rizal Ramli (RR1) pun menyatakan sangat ingin berkeliling di Kota Melayu Deli tersebut. Dan Pasar Sei Sikambing Jalan Kapten Muslim-Medan adalah lokasi pertama yang jadi target kunjungannya.
Dengan mengendarai sebuah becak bermesin motor (Bentor) diikuti puluhan Abang bentor beserta para pendukung dan simpatisan lainnya, layaknya sebuah “pawai” kecil, RR1 pun akhirnya tiba di pasar yang terletak di Kecamatan Medan Helvetia tersebut.
Saat berjalan di dalam pasar ini, mantan Menko Perekonomian tersebut tidak langsung bisa berbelanja, karena tak sedikit pengunjung mulai mendekati dan mengekor di belakangnya secara antusias. Rata-rata di antara mereka bahkan mengajak dan minta berfoto bareng dengan RR1.
“Ini Pak Rizal Ramli, calon presiden Konvensi Rakyat itu? Boleh foto pak,” ujar dua orang perempuan yang kebetulan berada di Pasar Seikambing. Seperti dikutip
medanbagus.
Dengan ramah dan menaruh hormat, RR1 pun mempersilakan kedua wanita tersebut berfoto bareng. “Makasih, ya, pak. Semoga Bapak jadi presiden dan dapat mengemban amanah rakyat,” ujar mereka seusai berfose dan mengabadikan momen “pertemuannya” dengan sosok tokoh nasional yang dinilainya paling lantang melawan rezim korup sejak dulu hingga saat ini.
Selain meladeni sejumlah pengunjung untuk berfoto bareng, RR1 juga melakukan dialog dengan beberapa pedagang di Pasar tersebut sambil berbelanja macam-macam kebutuhan, mulai dari daging ayam, ikan, sayur-sayuran, hingga aneka jenis buah-buahan seperti jambu, pisang, jeruk dan lain sebagainya.
Suasana pasar saat itu nampak makin padat dan ramai, sebab selain karena para pengunjung yang telah sedari tadi mengerumuni RR1, sejumlah pedagang lain juga memanggil-manggil untuk disambangi. Dan semuanya disapa oleh Ketua Umum Kadin tersebut.
RR1 bahkan meminta parang untuk memotong-motong sendiri daging ayam yang dibelinya. “Jangan terlalu ke atas tangannya, Pak,” kata penjual ayam potong mengingatkan. Dan dengan senang hati, RR1 pun mengikuti “arahan” tersebut, tanda bahwa RR1 memang sosok pemimpin yang amat menghargai masukan dari seseorang yang telah mengingatkannya terhadap sesuatu (ajaran atau teknik) yang mungkin belum diketahuinya.
“Ini baru calon presiden kita yang tidak segan turun dan mau melakukan pekerjaan kotor seperti ini,”
ujar seorang warga yang melihat.
Sebelum beranjak keluar dari pasar, beberapa pengunjung masih ada yang sempat meminta berfoto. RR1 dengan senang hati pun mengiyakan. Namun kali ini bareng dengan sejumlah pedagang, para pendukung dan simpatisan beserta para Abang Bentor yang setia mendampinginya sejak pagi.
Lokasi berikutnya yang menjadi target “blusukan” RR1 selepas dari pasar adalah Masjid Raya al-Mashun, di Jalan Sisingamangaraja-Medan. Tentunya masih dengan mengendari puluhan Bentor.
Di masjid bersejarah peninggalan Sultan Deli ini, RR1 dan rombongan (para pendukung dan Abang Bentor) melaksanakan Shalat Ashar. Dan usai menunaikan shalat di masjid yang dibangun pada tahun 1906 dan rampung tiga tahun kemudian (9 September 1909) itu pula, RR1 membagikan hasil belanjaan di Pasar Sei Sikambing tadi. Memang, belanjaan itu sudah diniatkan dari awal untuk “disedekahkan” kepada masyarakat kurang mampu yang sering “mangkal” di area Masjid tersebut.
Setelah menyerahkan seluruh hasil belanjaan tersebut. RR1 malah nampak makin segar bugar, samasekali tidak memperlihatkan kelelahan di wajahnya. Padahal sejak kemarin (Sabtu, 18/1/2014) menginjakkan kaki di Medan, RR1 sudah ke sana-ke mari blusukan, dan telah banyak menemui orang-orang berkarakter dan tipe yang berbeda-beda. Tampaknya stamina dan kebugaran RR1 tak perlu lagi diragukan untuk pekerjaan seperti ini, we won’t question his fitness for the job.
Karena belum lelah, RR1 pun lalu “mengajak” rombongan untuk mengunjungi Istana Maimun yang kira-kira berjarak 200 meter dari Masjid Raya al-Mashun itu.
Namun setibanya di pekarangan istana yang dibangun oleh Sultan Deli, Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah (tahun1888) tersebut, RR1 sempat berhenti sejenak. Tetapi bukan untuk istirahat, ia hanya ingin menikmati manisan jambu asli di Kota Medan.
Setelah itu, RR1 pun kembali mengelilingi dan menikmati keindahan bangunan dan ornamen serta benda-benda bersejarah di dalam istana tersebut, salah satunya adalah Meriam Puntung. Pemandu pun tampak santun dan ramah menjelaskan semua hal-hal yang menyangkut istana yang didesain oleh arsitek Italia itu.
Capres number one Konvesi Rakyat itu akhirnya menyudahi rangkaian kunjungannya di Medan, yakni sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Namun sebelum berpisah dan meninggalkan Medan, masih di Istana Maimun, RR1kemudian menyemangati para pendukung dan simpatisan beserta para puluhan Abang Bentor.
Dengan penuh ketegasan, RR1 kembali menyatakan keseriusannya dan tekadnya yang amat bulat untuk maju pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang.
RR1 mengisahkan, bahwa karena dirinya telah merasakan bagaimana pedih dan menderitanya menjadi seorang anak yatim-piatu sejak masih umur 6 tahun, maka dirinya juga tak tega rakyat hidup bagai “yatim-piatu”. Yakni betul ada pemimpin, tetapi tidak banyak bertindak sebagai mana layaknya seorang pemimpin yang punya rakyat. “Walau yatin piatu, saya punya cita-cita agar jadi orang. Saya pernah jadi Menko Perekonomian, dan (juga) jabatan lainnya. Sekarang saya penasihat PBB di New-York, Amerika Serikat,” ujar RR1 inspiratif memberi semangat.
RR1 juga mengisahkan, bahwa dirinya adalah mantan aktivis yang telah melawan rezim korup Orba demi memperjuangkan nasib orang-orang miskin, namun kemudian dirinya malah di penjara di Sukamiskin.
“80 persen rakyat belum merdeka. Makanya kita harus benahi Indonesia. Saya (pernah) ditelepon Sekjen PBB diminta memimpin Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP), yang mempunyai 53 negara anggota. Tapi saya tolak. Lebih baik kita (fokus) ubah Indonesia. InsyaAllah lewat konvensi rakyat, kita bisa lakukan sesuatu (perubahan),”
pungkasnya berkobar, yang spontan disambut pekik pendukungnya:
“Cocok Kali…” disusul teriakan:
“Hidup Rizal Ramli…..!!!”
---------------
Sumber KOMPASIANA