Selasa, 21 Januari 2014

Warkop: Dari Medan-Sumatera Utara, RR1 “Digiring” Menuju Medan Merdeka Utara


[RR1online]:
WARKOP Jurnalis. Demikian nama Warung Kopi yang terletak di Jalan KH. Agus Salim, Medan-Sumatera Utara. Seperti namanya, warkop ini tentunya lebih banyak dikunjungi para pekerja Pers, untuk berdiskusi, bertukar informasi, atau mungkin sekadar melepas lelah setelah berburu berita di lapangan.

Atap warkop ini cuma tenda terpal biru tua yang nampak sudah sobek dan bolong-bolong di beberapa bagiannya. Dindingnya juga bukanlah tembok, tetapi hanya dari spanduk-spanduk bekas yang dibentangkan sebagai tirai mengelilingi lapak warkop tersebut.

Kursinya pun hanya bangku kuda-kuda dari kayu, yang dibentuk memanjang mengikuti mejanya yang juga terbuat dari papan. Meja itu dibungkus dengan taplak plastik putih tebal bertuliskan “Grande”.

Karena warkop ini jauh dari kesan mewah , maka tentu tak ada menteri atau kalangan pengusaha kelas atas serta konglomerat yang sudi bertandang di dalamnya.

Namun, pada Sabtu (18/1/2014), suasana tempat ngopi itu tiba-tiba terasa sangat “mewah” karena dikunjungi oleh tokoh eksklusif yang selama ini dikenal sebagai lokomotif perubahan, sosok yang pernah menghuni penjara di Sukamiskin (karena aksi pro-rakyat melawan keras rezim Orba), mantan Menko Perekonomian yang juga pernah menjabat sebagai Menkeu. Yakni, DR. Rizal Ramli (RR1).

Dengan style kemeja putih lengan pendek dan celana jeans biru, ekonom senior yang telah yatim piatu sejak usia 6 tahun ini muncul secara tak disangka-sangka di warkop tersebut, lalu duduk memesan kopi.

Sontak para wartawan dan pengunjung lainnya di warkop itupun kaget. Mereka merasa tak percaya jika tokoh nasional yang sangat konsisten sejak dulu berjuang pro-rakyat itu, sudi mampir dan bergabung di Warkop Jurnalis tersebut. Spontan, mereka pun mendekat dan mengerumuni RR1, sebagiannya langsung menjepret momen yang tak biasanya terjadi di warkop tersebut.

Seketika, keakraban pun terjalin, dan mereka semuanya telah nampak serius terlibat dalam pembicaraan seputar kondisi bangsa dan negara ini. Terlebih saat di atas meja telah tersaji gelas berisi kopi serta minuman ringan lainnya, membuat suasana pun terasa makin asyik dan punya kesan serta nilai tersendiri bagi seluruh pengunjung warkop tersebut.

“Kalau abang nanti, awak bangga ada calon presiden duduk-duduk dengan kita di sini,” ujar seorang wartawan menyapa RR1 di warkop tersebut, dilansir tribunnews.

Dan memang, tukar pikiran yang berlangsung secara mendadak itu nampak santai dan bersahaja. Para wartawan pun terlihat antusias mendengar setiap pencerahan-pencerahan yang disampaikan oleh Rizal Ramli dengan penuh hikmat. Sebagian wartawan ada yang langsung mengetik berita melalui laptop, atau di smartphone masing-masing. Sesekali ada canda cerdas bernada sentilan, sehingga tawa pun meledak berkali-kali.

Kehadiran RR1 di Medan hari itu adalah selaku Capres nomor urut 1 (satu) versi Konvensi Rakyat yang akan mengikuti debat publik putaran kedua, yakni pada Minggu (19/1/2014). RR1 sengaja datang sehari lebih awal karena tak cuma ingin mengikuti acara tersebut, tetapi Ketua Umum Kadin ini juga ingin lebih mendekatkan diri dengan rakyat Medan, salah satunya di Warkop tersebut.

Terbukti di Warkop ini, RR1 mendapat simpatik dan apresiasi dari para wartawan. Di mata mereka, Rizal Ramli adalah sosok yang paling tepat memimpin Indonesia ke depan. Kapasitas dan integritasnya tidak perlu diragukan. Artinya, RR1 sangat layak berada di Istana di Jalan Medan Merdeka Utara, sebagai pemimpin rakyat (Presiden) 2014-2019.

“Rizal Ramli, cocok kali,” lontar seorang wartawan dengan logat khas Medan ketika tahu, bahwa yang duduk bergabung bareng mereka saat itu adalah salah satu Capres peserta Konvensi Rakyat 2014.

“Nantilah, kita ngobrol-ngobrol dulu (di sini). Ada tokoh nasional. Awak pulang tak bawa berita, rugi kali,” sambung wartawan berkulit gelap, berambut gondrong yang duduk tepat bersebelahan dengan RR1. Wartawan ini menolak untuk kesekian kalinya ketika diminta bergegas ke lokasi yang telah disediakan oleh Komite Konvensi Rakyat, yakni di Kawasan Jalan Setiabudi, Medan, sebagai tempat berkumpul yang lebih representatif.

Di hari yang sama, yakni Sabtu sore (18/1), RR1 masih menyempatkan diri tampil sebagai pembicara dalam diskusi bertajuk: “Mencari Pemimpin Beneran, Popularitas vs Kapasitas” di Juice Kuphi, Medan.

Dalam diskusi itu, RR1 mengatakan, ada empat syarat untuk menjadi pemimpin. Yaitu punya visi, karakter, kompetensi, dan yang terakhir adalah popular. Tiga syarat yang secara berurut tersebut (visi, karakter, dan kompetensi) tidak bisa direkayasa. Tiga syarat itulah yang telah melahirkan para pemimpin besar dunia. Mereka di antaranya Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan lainnya.

“Kalau pemimpin hanya mengandalkan popularitas, maka kita akan terjebak seperti di Filipina. Di sana, pemimpin hanya dari kalangan keluarga kaya atau artis saja. Akibatnya, Filipina tidak pernah menjadi bangsa besar dan kuat,” kata RR1. Dikutip medanbagus.
----------
Sumber: KOMPASIANA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar