[RR1online]:
HINGGA saat ini, hanya ada satu tokoh oposisi sekaligus Capres yang paling gigih menentang dan bahkan tak tanggung-tanggung “melawan” rezim yang dinilainya korup. Tokoh oposisi tersebut adalah DR. Rizal Ramli (RR1).
RR1 bukanlah sosok yang tiba-tiba muncul sebagai tokoh oposisi karena mungkin hanya menginginkan jabatan. Dan RR1 juga bukanlah tokoh oposisi yang baru muncul “kemarin” secara dadakan karena ingin populer lalu minta didukung sebagai Capres. Tidak sama sekali!!!
Sebab, sejak masih mahasiswa di ITB, RR1 sudah memimpin pergerakan “oposisi”, dan telah berani maju melawan rezim Orde Baru (Orba). Yakni penguasa yang dinilainya sangat otoriter dengan berbagai kebijakan yang tidak pro-rakyat.
Padahal sebagai mahasiswa yang tak lagi memiliki kedua orangtua (sudah jadi yatim-piatu sejak usia 6 tahun), dengan biaya kuliah serta ongkos hidup yang sudah harus dicari dan dipenuhinya sendiri, maka logikanya RR1 tak perlulah “macam-macam”. Yakni cukup fokus dan serius sajalah belajar sebagai mahasiswa. Namun, nyatanya itu tidak dilakukannya.
Di kala itu tahun 1977/1978, RR1 bersama sejumlah aktivis mahasiswa lainnya malah tak takut sedikit pun untuk maju “memberontak” melawan penguasa Orba, demi membela dan memperjuangkan kepentingan rakyat. Yakni dengan gencar melakukan aksi demo dan juga menulis (menerbitkan) buku, yang tak lain tujuannya adalah untuk menuntut dan mendesak penguasa Orba agar segera turun dari jabatannya.
Kontan saja, aksi RR1 bersama aktivis mahasiswa lainnya kala itu dianggap amat mengganggu pemerintahan Orba, sekaligus membuat penguasa saat itu jadi sangat “sakit hati”. Sehingga akhirnya, RR1 bersama beberapa mahasiswa lainnya pun ditangkap dan dipenjara di Sukamiskin-Bandung selama hampir 2 tahun.
Dari situlah sangat jelas menunjukkan, bahwa RR1 adalah sebetulnya sosok yang sama sekali tidaklah memburu atau mengutamakan kepentingan masa depan atau pribadinya saja. Ia tak gentar berhadapan dengan resiko seberat apapun yang akan terjadi kepadanya, dan bahkan nyawa pun ia siap pertaruhkan demi membela serta memperjuangkan hak-hak rakyat ketika itu.
Pertanyaannya: Saat masih mahasiswa tersebut, jabatan (di pemerintahan) apa yang diinginkan Rizal Ramli ketika itu? Apakah ia melakukannya hanya karena ingin pencitraan agar dapat menggantikan posisi Soeharto kala itu…??? Pertanyaan ini tentu mudah dijawab, jadi silakan dijawab sendiri-sendiri!!!
Namun pertanyaan di atas sebetulnya sudah menjadi “jawaban” atas sejumlah komentar miring dari beberapa pihak yang kerap menuding: bahwa RR1 melakukan “oposisi” adalah karena menginginkan jabatan. Bahkan beberapa pihak tersebut mencoba memutar-balikkan kenyataan, yakni dengan menyebut RR1 adalah orang yang sakit hati karena tidak diberi jabatan, dan juga karena dipecat.
Padahal faktanya:
1.Rizal Ramli sudah melakukan gerakan “oposisi” dan perlawanan secara gesit kepada penguasa yang dianggap korup sejak dulu (1977/1978). Artinya, bukan nanti (hanya) menjelang Pemilu.
2. Rizal Ramli pernah “menentang” pemerintahan SBY melalui demo besar-besaran, yakni menolak kenaikan harga BBM tahun 2008. Padahal ketika itu RR1 memegang jabatan yang sangat “basah”. Yakni, sebagai Komisaris Utama di Semen Gresik (sekarang PT. Semen Indonesia).
Menyimak point 2 (dua) di atas, seorang pegawai rendahan (PNS atau karyawan BUMN) saja belum tentu berani menentang dan melawan kebijakan penguasa. Tetapi RR1 nyatanya tak peduli dengan jabatannya kala itu. RR1 sebagai ekonom senior hanya memikirkan dan peduli dengan nasib rakyat yang diyakininya akan mengalami kesulitan ekonomi berat ketika harga BBM dinaikkan. Makanya RR1 lebih memilih membela rakyat, dan rela mempertaruhkan jabatannya tersebut. Dan benar saja, tak lama setelah berunjuk-rasa, RR1 pun dipecat.
Pemecatan RR1 ketika itu sungguh amat ironi. Sebab RR1 dipecat saat BUMN yang dipimpinnya tersebut berhasil ia angkat “derajatnya” sebagai BUMN yang memiliki produktivitas dan kinerja yang amat tinggi dibanding komisaris-komisaris sebelumnya. Jadi nampaknya, RR1 dipecat karena hanya didasari oleh rasa “sakit hati”, bukan karena ukuran capaian kerja.
Lantaran diduga SBY sangat “sakit hati” kepada RR1, sehingga RR1 saat itu tak hanya dipecat, tetapi juga dijadikan tersangka karena dinilai telah membuat kerusuhan pada saat unjuk-rasa penolakan kenaikan harga BBM tersebut.
Tetapi selain diduga sakit hati, sejumlah pihak ada pula yang menduga bahwa SBY menjadikan RR1 sebagai tersangka karena boleh jadi juga SBY merasa kuatir dan sangat “takut” kepada RR1 yang akan menghambat langkahnya ke periode kedua, pilpres 2009. Sehingga itu kiranya, RR1 merasa sangat perlu untuk segera “diamankan” ketika itu.
“Dua peristiwa” yang terjadi di waktu yg berbeda tetapi bernuansa sama terbukti telah dilakukan oleh RR1. Yakni banyak membuat sakit hati penguasa yang dianggapnya sangat korup. Dan RR1 melakukannya bukan tanpa alasan.
Adalah lantaran penguasa tersebut dinilai telah lebih dulu melakukan banyak perbuatan yang telah menyakiti hati rakyat selama ini, makanya RR1 pun berani dan tak segan-segan untuk “menyakiti hati” para penguasa yang dinilainya korup tersebut. Bukankah karena alasan seperti ini pula yang membuat RR1 berani melawan rezim Orba tahun 1977/1978 silam..???
Jadi jika demikian, RR1 bukanlah sosok yang melakukan perlawanan atau tampil sebagai tokoh oposisi di saat sekarang ini lantaran sakit hati karena telah dipecat. Menurut saya, bukan sama sekali. Artinya, RR1 tidaklah sakit hati karena hanya pernah dipecat. Sangat keliru jika lantaran dipecat kemudian RR1 dinilai sakit hati, lalu melakukan langkah oposisi. Sekali lagi tidak seperti itu!!!
Sebab, menurut saya, ada definisi yang bisa menjelaskan mana sosok yang tepat disebut “sakit hati dalam dunia politik”.
“Definisi sakit hati dalam dunia politik” sangat jelas dan mudah untuk digambarkan. Cukup dengan menelusuri jejak langkah dari seseorang figur: yakni dari partai politik mana ia sebelumnya berasal?
Yakni, kita-kita tentu sangat tahu, siapa-siapa kini yang “terpaksa” harus “kabur lalu menyeberang” atau bahkan membentuk dan mendirikan parpol lain karena merasa sakit hati lantaran apa yang dikehendakinya tak kesampaian di parpol sebelumnya, atau mungkin karena merasa dilecehkan dan juga tak diperhitungkan. Tahukan siapa-siapa…???
Nah.. mereka-mereka itulah yang kiranya sangat tepat didefinisikan sebagai sosok yang sakit hati dalam dunia politik. Dan RR1 tidaklah termasuk dalam definisi ini, sebab ia tidaklah pernah lompat-lompatan dari parpol satu ke parpol lainnya, atau tidaklah pernah berminat untuk mendirikan parpol sendiri. Sehingga itu, sesungguhnya RR1 jauh dari sikap dan sifat ambisius untuk mencari dan memburu jabatan apapun, termasuk menjadi presiden atau wakil presiden.
Keinginan RR1 untuk maju dalam pemilihan presiden 2014 adalah semata untuk mewujudkan sebuah gerakan Perubahan (bukan atas nama partai tertentu). Sebab, gerakan oposisi melalui perjuangan untuk mewujudkan perubahan itu sudah dilakukannya sejak dahulu kala.
Dan jika rakyat tak ingin disakiti hatinya lagi oleh penguasa korup untuk 5 tahun ke depan, maka hentikanlah saling hujat-menghujat sesama rakyat.
Sadarilah, bahwa fenomena politik untuk Pemilu kali ini memang terkesan disengaja dimunculkan oleh parpol korup, yakni agar rakyat bisa saling hujat-menghujat satu sama lain. Dan ketika sesama rakyat sudah saling menyakiti hati, maka parpol korup pun sangat mudah “membius mata hati” rakyat dengan kesenangan-kesenangan sesaat.
Semoga Tuhan tidak memurkai kita semua melalui bencanaNYA, yang semuanya karena ulah kita semua juga, yang selalu saja mengulang kesalahan-kesalahan masa silam, dan yang selalu merasa bangga dengan dosa-dosa.
“Dalam konteks Indonesia hari ini, bangsa kita sedang diuji. Tangan Tuhan sedang bekerja, lagi diayak. Yang hitam-hitam kelihatan,” ujar Rizal Ramli di Kampus Pascasarjana Universitas Pasundan, Kota Bandung, Rabu (15/1/2014). Seperti dilansir okezone.
Segala kebobrokan di Indonesia, kata RR1, terus terungkap. Hal itu dinilai sebagai pertanda sekaligus harapan bahwa Indonesia akan berubah. “Mudah-mudahan (saja) nanti hasil ayakan ini akan lebih baik, akan lebih amanah, dan Insya Allah akan membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi,” tutur RR1.
SALAM PERUBAHAN 2014…!!!
--------
Sumber: KOMPASIANA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar