Jumat, 31 Mei 2013

Warga NU Usulkan: Rizal Ramli-Mahfud MD Capres 2014

 

[RR1-online]
DALAM kondisi Indonesia seperti saat ini, Rizal Ramli dan Mahfud MD dinilai dua sosok yang amat ideal dan cocok untuk dipilih menjadi pemimpin. Keduanya adalah tokoh perubahan yang betul-betul pro-rakyat yang sangat diyakini bisa membawa Indonesia bangkit dari keterpurukan. Karena itu Warga Nahdliyin menyatakan akan mengusung keduanya sebagai calon presiden dan calon wakil presiden, periode 2014-2019.

Pernyataan dukungan ini pernah disampaikan beberapa waktu lalu dalam sebuah Dialog Kebangsaan oleh sejumlah pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) se-Jabodetabek, antara lain Ponpes an-Nur, Bekasi dan Ponpes Alkarimiyah, Sawangan-Depok, Jawa Barat.

Dalam forum Dialog yang dihadiri oleh ratusan santri, kaum dhuafa, dan para tokoh masyarakat, pimpinan Ponpes An Nur KH Ahmad Ushtuchri tersebut terungkap, bahwa Rizal Ramli dan Mahfud MD adalah dua tokoh nasional yang amat tepat dipasangkan sebagai pasangan Presiden Indonesia 2014, karena saling melengkapi dan keduanya adalah tipe pemimpin yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia.

Rizal Ramli, menurutnya, sebagai mantan Menteri Keuangan dan mantan Menko Perekonomian sudah tentu amat menguasai bidang ilmu ekonomi. Bahkan, telah teruji sukses dalam memimpin Bulog.
Sedangkan Mahfud MD, menurutnya, adalah seorang ahli di bidang hukum. “Kedua tokoh ini punya track record yang baik, dan merupakan Nahdliyin yang amanah,’’ ujar KH Ahmad Ushtuchri, seperti dilansir RM Online.

Rizal Ramli yang hadir dalam forum itu sempat dicecar pertanyaan dari dua peserta dialog, yakni apakah Rizal Ramli sudah siap diduetkan dengan Mahfud MD sebagai pasangan capres.

Lalu mantan aktivis mahasiswa yang pernah Soeharto penjarakan itu pun mengatakan, hampir semua tokoh yang benar-benar kritis terhadap keadaan saat ini adalah murid-murid politik Gus Dur. "InsyaAllah, dalam waktu dekat akan ada pemerintahan baru yang lebih amanah, akan ada pemerintahan Gus Dur jilid kedua, yang mampu mengangkat derajat ekonomi rakyat dan sanggup menaikkan derajat kewibawaan bangsa dan negara ini,” tandasnya.

Dalam forum itu juga para peserta mengungkapkan berbagai uneg-unegnya, antara lain mengenai harga-harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi, mahalnya biaya pendidikan, bertambahnya jumlah pengangguran, hingga tidak adanya keadilan dalam penegakkan hukum, termasuk kasus Nazaruddin yang memperlihatkan lembeknya komitmen pemerintahan saat ini dalam memberantas KKN.

NU Jepara Ikut MendukungSementara itu, KH Amin Budi Harjono, di depan 400-an warga Jepara, pada acara Pekan Sholawat Nasional dan Napak Tilas Perjuangan RA Kartini, Ahad malam (13/4/2013) mengungkapkan kerinduannya terhadap masa depan Indonesia yang maju dan berkembang. “Saya rindu politik tanpa uang. Saya rindu rakyat yang cerdas. Rakyat yang tidak lagi menukar masa depannya dengan beberapa puluh ribu rupiah pada saat pemilu,” ujarnya.

Kerinduan Budi Harjono, pada hakekatnya adalah kerinduan sebagian besar rakyat Indonesia. Rakyat yang rindu perubahan agar Indonesia bisa menjadi lebih baik. Itulah sebabnya, ‘curhat’ muballigh kondang di se-antero Jawa Tengah (Jateng) ini, diamini kaum Nahdliyin yang malam itu berkumpul di Pendopo Kecamatan Mayong, Jepara-Jateng.

Dia juga mengaku sudah lama puasa makan nasi, dan baru akan makan nasi kalau Indonesia sudah tak lagi mengimpor beras. Bagaimana mungkin, katanya, Indonesia yang tanahnya subur harus mengimpor beras dan produk holtikultura lainnya?  Bagaimana mungkin negeri yang memiliki lautan luas dengan garis pantai amat panjang, harus mengimpor ikan bahkan garam?

“Saya rindu lahirnya pemimpin yang sanggup membawa rakyat pada kesejahteraan sebagaimana yang dicita-cita para pendiri bangsa. Jangan minta saya jadi pemimpin! Tapi kalau diminta mendorong calon yang tepat, saya siap. Seperti Sunan Bonang menunjuk Raden Patah menjadi Sultan Demak. Kalau pak Rizal Ramli konsisten dan sungguh-sungguh memperjuangkan kesejahteraan rakyat, saya akan doakan dan dukung penuh,” tegas KH Amin Budi Harjono yang langsung disambut ‘Amin’ panjang dari seluruh hadirin.

Sebelumnya, KH Abdullah Hinduwani, pimpinan Ponpes Hubbur Rasul, juga menyatakan hal senada. Dia merasa yakin, Indonesia akan menjadi lebih baik di tangan pemimpin berintegritas seperti Rizal Ramli. “Konsistensi dan perjuangan Pak Rizal untuk rakyat kecil sudah terbukti. Saya dan para santri berdoa, semoga Allah melapangkan jalan buat beliau menjadi presiden kita. Aamiin!!!” ucap pria yang akrab di sapa Habib Dullah ini yang lagi-lagi diamini hadirin.

Rizal Ramli  yang malam itu hadir dengan batik merah marun lengan pendek dan celana biru gelap itu, tampak tertunduk. Senyumnya tidak mampu menutupi keharuan yang terukir di wajahnya. Entah gerangan perasaan apa yang bergejolak di hatinya, hanya Allah dan dia sendiri yang tahu. Namun spontan, wajahnya tampak mengeras, seakan memperlihatkan tekad dan semangat kesungguhan dan keyakinan diri untuk segera menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan.

“Saya mohon doa restu bapak ibu sekalian. Dengan doa dan dukungan bapak ibu, saya makin mantap maju sebagai calon presiden. Insya Allah, dalam lima tahun kita bisa mengejar ketertinggalan dari Malaysia. Indonesia akan menjadi bangsa besar yang kuat. Bangsa yang rakyatnya sejahtera lahir dan batin, insya Allah,” kata Rizal Ramli yang kini menjadi Panasehat ahli Ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Mantan Kepala Badan Urusan Logisitik (Bulog) ini pun kemudian menguraikan tentang Indonesia yang seharusnya bisa lebih baik. Pada bagian-bagian tertentu, dia mengutip data dan angka. Dia juga membuat perbandingan-perbandingan dengan sejumlah negara yang berhasil melepaskan diri dari keterbelakangan dan berubah menjadi negara maju. Semua itu dimungkinkan karena para pemimpinnya amanah dan benar-benar berjuang untuk kesejahteraan rakyat dan bangsanya.

Yang menarik, adalah paparan soal-soal makro ekonomi itu disampaikannya dengan santai dan ringan. Hadirin yang sebagian besar kaum perempuan yang duduk lesehan beralas terpal plastik di bawah tenda, sepertinya tidak terbebani. Mereka nampak sangat menikmati suasana pencerahan tersebut.>nt/ams

Doa Kiai Pesantren al-Ittifaqiah untuk Rizal Ramli

[RR1-online]
"SAYA berharap Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dari negara-negara maju. Kalau tumbuh di bawah 10 persen, apalagi cuma 6,5 persen, Indonesia tidak bisa maju. Kalau mau maju, kita harus mencontoh Jepang yang mampu tumbuh 14 persen selama belasan tahun setelah kalah perang dunia berhasil mengejar bahkan mengalahkan negar-negara barat. Hal serupa juga terjadi pada China yang bisa terus-menerus tumbuh lebih dari 12 persen selama 20 tahun hingga menjadi raksasa ekonomi seperti sekarang,” ujar Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, DR. Rizal Ramli pada acara Dialog Nasional, di Aula Ibnu Oesman Pondok Pesantren al-Ittifaqiah Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu (26/12/12).

Dialog Nasional yang mengusung tajuk: “Refleksi Politik dan Ekonomi Indonesia” itu dipadati  tak kurang 3.000-an peserta, mulai dari sejumlah kyai dan ulama perwakilan pondok pesantren se-Sumsel, segenap santri, wali santri, Pimpinan Pondok Pesantren, Ormas/LSM, BEM universitas, DPRD dan unsur Muspida serta organisasi santri (OSPI) serta perangkat desa se-Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel. Sebagian peserta bahkan terpaksa memenuhi anak tangga dan selasar-sela-sar, karena aula tersebut tak mampu menampung peserta yang membuldak.

Rizal Ramli yang kini dikenal sebagai Ekonom yang telah mendunia ini juga membahas soal angka-angka penggangguran. Pendiri lembaga Think-Thank ECONIT ini menyebutkan, statistik penggangguran sebesar 6% yang ‘dipamerkan’ pemerintah sangat ganjil. “Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata di Eropa yang mencapai 10 persen, penggangguran di Spanyol dan Yunani bahkan menembus 25%,” katanya.

Statistik penggangguran di Indonesia, kata Rizal Ramli, bisa menunjukkan angka rendah itu tidaklah aneh. Soalnya, angka itu muncul dari kriteria bekerja yang hanya 1 jam dalam seminggu. Terlebih lagi karena survei baru dilakukan saat panen raya tiba.

Kalau mau ideal, kata Rizal Ramli, harus mengacu pada defenisi bekerja di negara-negara lain, yaitu 35 jam perminggu. “Jika standar ini yang dipakai, maka angka penggangguran Indonesia bisa melejit hingga lebih dari 30 persen,” tutur tenaga ahli ekonomi PBB ini.

Menurut banyak kalangan, acara seperti ini amatlah tepat di saat kondisi Indonesia amat memerlukan perubahan-perubahan di setiap bidang, terutama di sektor ekonomi. “Sehingga sangat cocok menghadirkan pakar ekonomi seperti DR. Rizal Ramli,” lontar M. Ridho, S.Ag sela-ku anggota DPRD Ogan Ilir.

Sementara itu, menurut  KH Mudrik Qori selaku Mudir atau Pimpinan Pondok Pesantren al-It-tifaqiah (PPI) Indralaya, menilai bahwa sosok Dr. Rizal Ramli adalah salah satu tokoh perubahan khususnya di bidang ekonomi. “Semoga ajang ini dapat memberikan wawasan bagi santri, tenaga pendidik di  lingkungan PPI dan menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan dalam benak audien yang tentu saja demi perubahan Indonesia yang lebih baik,” ujar KH Mudrik Qori.

Para pengamat dan ahli di berbagai bidang pun banyak berpandangan, bahwa di era reformasi, rakyat butuh seorang figur yang mampu membawa perubahan agar Indonesia menjadi lebih baik. Dan mereka melihat harapan itu ada pada sosok Rizal Ramli.

Rakyat bahkan mengetahui (dan harus tahu) rekam jejak penasehat ahli ekonomi PBB tersebut memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin. Kredibilitas, integritas, dan kapabelitasnya tidak perlu diragaukan. Publik, baik itu kawan maupun lawan, sama sekali tidak menemukan celah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang melekat pada Rizal Ramli selama menjadi menteri atau jabatan strategis lainnya.
“Semoga Allah SWT menakdirkan yang terbaik untuk bapak Rizal Ramli. Dan, pak Rizal Ramli harus ikhlas menerima takdir itu, termasuk jika ditakdirkan jadi Presiden Indonesia,” katanya.

Dalam sambutannya, KH Mudriq juga mengajukan sejumlah soal ekonomi-politik. Beberapa pertanyaan itu antara lain mengenai hutang negara yang hingga Oktober 2012 lalu mencapai hampir Rp.2.000 Triliun.

Tak hanya itu, kebijakan hutang yang dianggap sebagai solusi andalan menutup defisit APBN, efektivitas dan manfaat Masterplan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dibanggakan pemerintah, hubungan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan kesejahteraan riil rakyat, rontoknya harga karet dan Crude Palm Oil (CPO) yang menekan pendapatan rakyat Sumsel, juga menjadi sederet “pertanyaan berat” lainnya.

Serunya pertanyaan itu ternyata juga mengalir dari peserta dialog lainnya. Ada yang bertanya seputar krisis Amerika dan Eropa serta dampaknya bagi perekonomian nasional. Juga soal redenominasi rupiah sampai kemungkinan Indonesia menggunakan dinar dan dirham yang kebal inflasi sebagai mata uang resmi.

Dan, tentu saja, tidak ketinggalan pertanyaan seputar tindak korupsi yang sangat ramai dilakoni oleh para pejabat saat ini, serta tentang perkembangan politik nasional terbaru sebagai “menu wajib” dalam dialog basional tersebut. “Saya seperti sedang diuji, apakah saya benar-benar doktor lulusan Amerika atau doktor abal-abal?” tukas Rizal sambil tersenyum.

Namun bukan Rizal Ramli kalau tak bisa menjawab keroyokan pertanyaan “seram” tersebut. Satu persatu dia penuhi dahaga peserta dialog yang sebagian besar adalah generasi muda SMA dan PT.

Rizal mengajak peserta me-review kejayaan di masa silam, khususnya ketika Sultan Mahmud Badaruddin II memimpin Kesultanan Palembang-Darussalam selama dua periode 1803-1813, 1818-1821, yang wilayahnya meliputi Thailand, Malaya, sebagian Indochina, dan separuh India.

“Gubernur Jenderal Belanda tidak bisa membujuk Sultan Badaruddin dengan hadiah dan gelar-gelar sebagaimana dilakukannya kepada raja-raja Nusantara lainnya. Sultan bahkan beberapa kali memimpin pertempuran melawan Inggris dan Belanda sampai akhirnya dia dan keluarganya ditangkap dan diasingkan ke Ternate hingga wafat di sana,”  kisah Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP) ini seraya mengajak penduduk Sumatera Selatan untuk bisa mewarisi semangat dan kecintaan Sultan Badaruddin terhadap negerinya.

Dari bagian ini, apa yang disampaikan KH Mudrik Qori pada awal sambutannya, menggambarkan ketidak-mustahilan bakal menjadi kenyataan, bahwa dengan izin dan ridha Allah SWT, Rizal Ramli adalah Presiden Republik Indonesia berikutnya menjadi doa yang dikabulkan. Yakni doa dari kyai bersama lebih dari 3.000 santrinya, beserta doa dari rakyat Indonesia yang menginginkan perubahan bagi kehidupan lebih baik di masa depan. Amiin!!!>nt/ams

LPI: Rizal Ramli, Sosok Presiden yang Paling Ideal 2014-2019


[RR1-online]
MENTERI Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur), DR Rizal Ramli (RR), diposisikan sebagai calon presiden paling mendekati sosok ideal 2014.

Dia (RR) dianggap memenuhi kriteria pemimpin yang dibutuhkan Indonesia ke depan, yaitu nasionalis, bersih dan jauh dari KKN, cerdas, tegas, serta merakyat.

Demikian hasil survei yang dirilis Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), berjudul: “Hitam Putih Capres 2014; Siapa Pantas, Siapa Tidak?” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (9/5/2013).

Menurut survei itu, Rizal Ramli bersama Soetijoso dan Mahfud MD masuk kategori paling mendekati sosok ideal, dengan skor masing-masing 1,0. Sebagai informasi, LPI menggunakan skor 1 sebagai terbaik, dan angka 0 untuk terburuk.

Di bawah mereka bertiga, ada Megawati (0.94), Prabowo (0.88), Irman Gusman (0.88), dan Marzuki Alie (0.88). Menurut LPI, sedikit menjauh dari sosok ideal, ada Wiranto (0.75) dan Gita Wirjawan (0.75).

Sedangkan yang paling jauh dari sosok presiden ideal adalah Aburizal Bakrie (0.31) dan Sri Mulyani (0.44).

“Capres veris LPI harus punya orang yang memiliki ideologi yang jelas dan kuat, punya kecerdasan memahami situasi (masyarakat) dan segala persoalannya, serta berempati dengan yang dipimpin. Dia juga harus mampu menyiapkan peta jalan yang jelas menuju cita-cita bersama,  serta menuntun bangsa di jalan yang ditetapkan menuju tujuan bersama,” ujar Direktur LPI, Boni Hargens.

Selain itu, lanjut dia, dari aspek track-record pemimpin harus berprestasi di bidangnya, bersih dari korupsi, bebas dari kejahatan berskala besar seperti kejahatan kemanusiaan (gross violation against human rights), dan tindak pidana lain yang punya keputusan hukum tetap dari peradilan.

Sedangkan dari aspek latar belakang sosial ekonomi, pemimpin bukan dari kelas konglemerat. Sementara dari aspek kepribadian (personality), LPI mengharuskan pemimpin yang cerdas, tegas, dan merakyat.

Rizal Ramli sendiri yang hadir pada diskusi tersebut, menyatakan bersyukur masuk dalam kategori sosok capres yang paling ideal. Dia juga mengapresiasi upaya LPI untuk memberikan pendidikan politik dan menunjukkan kepada rakyat tentang tipe dan persyaratan presiden yang ideal.

“Selama ini rakyat kita dininabobokan dengan dogma, bahwa pemimpin harus popular. Ini salah besar. Indonesia membutuhkan pemimpin yang punya visi, berkarakter kuat, dan kompeten dalam menyelesaikan berbagain persoalan bangsa. Sedangkan popular adalah kriteria terakhir yang ditambahkan. Kalau kriteria popular dinomorsatukan, Soekarno, Hatta, dan Syahrir pasti kalah ikut Pilpres karena tidak mampu bayar iklan, spanduk, dan sebagainya. Saya sangat menghargai upaya bung Boni dengan LPI-nya, yang mau memberikan pendidikan politik secara benar kepada rakyat Indonesia,” papar penasehat ekonomi PBB ini yang sebelumnya juga dinobatkan sebagai Presiden alternartif versi The President Center ini.

Rizal Ramli menambahkan, visi adalah syarat mutlak yang harus dimiliki seorang pemimpin. Soekarno waktu itu sangat disegani Asia bahkan dunia, karena visinya jelas dan karakternya kuat yang antara lain tampak dari Gerakan Non Blok-nya. Di Maroko ada jalan Soekarno. Begitu juga di New York, tukang taksi kenal dengan Soekarno. Demikian pula dengan sejumlah tokoh lain seperti Gandhi terkenal dengan gerakan non violence-nya.

Boni menyatakan, ada yang salah dengan sistem demokrasi yang dikembangkan para elit. “Bagaimana mungkin negara dengan 240 juta penduduk, hingga kini tidak juga memiliki pemimpin ideal? Kita mengalami krisis kepempinan. Pasti ada yang salah dalam sistem ini,” lontarnya.>edy/ams

Taufiq: Rakyat Akan Mendukung Pencapres-an Rizal Ramli

[RR1-online]
KETUA Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas menyambut baik rencana pencalonan DR. Rizal Ramli sebagai presiden pada 2014. “Bagus itu. Kalau untuk kepentingan rakyat, pasti akan banyak dukungan. Pak Rizal punya banyak konsep yang bagus-bagus dan kemampuan untuk merealisasikannya. Asal itu untuk kemakmuran rakyat, pasti didukung,” ujarnya kepada wartawan di kantornya, Selasa (14/5/2013).

Siang itu Taufiq didampingi dua Wakil Ketua MPR, Ahmad Farhan Hamid dan Melani Leimena Suharli, menerima kedatangan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, DR Rizal Ramli.

Sebetulnya, kedatangan Rizal yang menjadi Capres paling ideal menurut Lembaga Survei Indonesia (LPI) ke kantor Taufiq dimaksudkan untuk minta dukungan MPR, agar ke depan negara membiayai Parpol. Namun wartawan memanfaatkan pertemuan kedua tokoh nasional itu untuk bicara soal capres.

Menurut Taufiq, tantangan yang dihadapi presiden ke depan jauh lebih berat dibandingkan yang sudah-sudah. Presiden harus punya kesehatan dan kekuatan fisik yang prima.

Dia memperkirakan, presiden harus ke luar negeri sekitar 30 kali dalam setahun untuk menghadiri berbagai event. Seperti pertemuan APEC, G-20, AFTA, WTO, dan lain-lain. Kemampuan fisik seperti itu tidak dimiliki mereka yang sudah berusia lanjut.

“Selain itu, presiden juga harus punya otak yang bagus. Di forum-forum internasional, presiden harus mampu menjawab pertanyaan dari berbagai pihak saat itu juga, termasuk wartawan. Dia tidak bisa lagi bertanya kepada Menko atau stafnya. Dia tidak boleh tidak menjawab atau jawabannya tidak pas,” paparnya.

Buat Rizal Ramli, pernyataan Ketua MPR soal pencapresannya itu sama sekali tidak terduga. “Tadi di dalam, kami  malah sama sekali tidak menyinggung-nyinggung soal pencapresan saya kepada bang Taufiq. Saya ke sini untuk meminta dukungan MPR agar ide kami tentang pembiayaan Parpol oleh negara bisa direalisasikan. Alhamdulillah, Bang Taufiq, Ibu Melani, dan Pak Farhan sependapat, agar ke depan Parpol dibiayai negara,” ujar Rizal Ramli yang dinobatkan sebagai presiden alternatif versi The President Center.

Beberapa bulan lalu, Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP) ini memang banyak mengampanyekan perlunya negara mendanai Parpol lewat APBN. Dengan demikian, Parpol bisa lebih berkonsentrasi untuk melahirkan kader-kader muda yang layak memimpin bangsa. Parpol tak lagi disibukkan dengan mencari dana secara tidak sah.

“Dalam hitung-hitungan saya, APBN hanya perlu mengalokasikan anggaran sekitar Rp 5 triliun  setahun. Jumlah ini tidak ada artinya dibandingkan dengan volume APBN yang mencapai Rp2.000 triliun. Saat ini korupsi APBN luar biasa. Angkanya mencapai 30% saat pembahasan dan 15% waktu realisasi di lapangan,” ungkap Rizal Ramli yang juga anggota tim Panel Ahli Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Taufiq sendiri menyambut baik gagasan tersebut. Menurut dia, ide ini membuka peluang lahirnya anak-anak muda yang pintar dan berkualitas agar bisa tampil menjadi pemimpin. Reformasi pembiayaan Parpol juga akan mendorong masyarakat meritokrasi, hanya yang pintar dan unggul yang layak menjadi pempimpin.

"Kalau sekarang dosen-dosen muda yang pintar itu tidak mungkin menjadi anggota legislatif karena mahalnya biaya pencalegan. Dari mana mereka bisa mengumpulkan Rp1 miliar hingga Rp3 miliar untuk menjadi caleg? Selaku ekonom Pak Rizal punya kemampuan dalam menghitung dan mengatur anggaran untuk Parpol," ujar Taufiq.>nt/ams

Cermat Memilih Capres 2014, PDI-P Berpeluang Menangkan Pemilu

[RR1-online]
PELUANG PDIP menang dalam Pemilu 2014, cukup besar. Syaratnya, kubu Banteng Gemuk ini harus peka mencermati perkembangan politik dan tuntutan rakyat saat ini. Termasuk melebarkan pintu masuk bagi calon presiden (capres) alternatif di luar partai.

Dosen Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Teguh Santosa, memberikan catatan penting soal pernyataan Taufik Kiemas, beberapa waktu lalu. TK, sebutan akrab Suami Ketum PDIP Megawati itu, PDIP seyogyanya mengusung capres alternatif dari luar partai. Tentunya, sang capres tersebut dipilih dari tokoh yang sudah dinilai sejalan dengan keinginan masyarakat.

‘’Saran bang TK, saya kira tidak main-main. Bahwa PDIP harus menang baik dalam pileg (pemilu legislatif) maupun pilpres (pemilihan presiden), sangatlah terbuka. Termasuk soal capres alternatif dari luar PDIP. Sebaiknya, PDIP sudah ancang-ancang sekarang,’’ paparnya ke-pada wartawan di Jakarta, Kamis (24/1/2013).

Dijelaskannya, bahwa tokoh yang layak di-capreskan PDIP memang idealnya adalah kader partai. Namun apabila ada tokoh yang sejiwa dengan pandangan politik dan ekonomi yang diperjuangan PDIP, berlandaskan ajaran Tri Sakti Bung Karno, mengapa tidak.

‘’Tentu saja, bang TK dan mbak Mega harus satu suara dulu. Sejujurnya, pandangan bang TK cukup jernih dan realistis. Tinggal bagaimana kerelaan mbak Mega,’’ tuturnya.

Nampaknya, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Taufiq Kiemas, sadar benar, bahwa jika Megawati maju kembali pada pilpres 2014, pasti kalah lagi. Karena itu, harus sosok yang kredibel dan kompeten yang maju. Popularitas bisa didongkrak dengan aksi turun ke bawah. Prof. Iberamsyah dari UI menyebut DR. Rizal Ramli sangat potensial.

Ilmuwan LIPI Dr Siti Zuhro juga menyebut Rizal Ramli, mantan menko ekuin, sangat kredibel, antikorupsi dan humanis yang sangat dekat dengan Megawati. Namun ada juga Mahfud MD.

Para analis melihat, PDIP bisa saja mengajukan capres-capres alternatif yang belum pernah bertanding langsung jadi capres pada pemilu lalu. Akan lebih baik kalau capresnya belum pernah ikut pemilu, sehingga ada penyegaran. Yang penting sosoknya kredibel, kapabel dan berintegritas. Soal popularitas, itu bisa dikondisikan secara sosial. NKRI kini punya utang luar negeri sebesar Rp.2000 Trilyun. Anehnya, rakyat malah makin miskin, sumber daya alam terkuras, dominasi asing meluas, korupsi merajalela dan rakyat melarat dan makin frustasi. Maka, harus dicari sosok yang kompeten untuk mengatasi masalah itu, dan sosok presiden yang dibutuhkan untuk menjawab dan membenahi negeri ini adalah seperti Rizal Ramli, bukan sosok yang hanya jago dalam iklan dan nongol di televisi.>nt/ams

Rizal Ramli: Mempertahankan SBY Cost-nya Tinggi dan Mahal. Saatnya Perubahan!

[RR1-online]
INILAH ungkapan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, DR. Rizal Ramli (RR), bahwa Indonesia kini sedang berada di rezim pendusta, yang tidak hanya korup tetapi juga melakukan kekerasan pada rakyatnya. Betapa tidak, praktik korupsi sudah sangat sistemik dan struktural. Dan itu diambil dari anggaran. Di rezim ini anggaran naik lebih dari dua kali lipat, tetapi rakyat tak merasakan apa-apa. Tak ingin negeri semakin terpuruk, rakyat menginginkan perubahan secepatnya. Jika tidak segera turun maka cost-nya sangat tinggi. Sebesar Rp 80 triliun di-tilap dari anggaran setiap tahun.

Sosok Rizal Ramli (Gus Romli) sejak dulu dan hingga kini dikenal sebagai Sang Pendobrak atau Sang Penerobos dalam memperjuangkan kepentingan umat banyak di negeri ini. Ia berani dengan tegas melawan pemerintahan jika dinilai tidak pro-rakyat. Sebab, kemerdekaan dan pembangunan saat ini bisa lahir dan berjalan karena atas tetesan darah dan keringat rakyat.

Rizal Ramli mengaku akan terus melakukan gerakan perjuangan karena kondisi negeri ini menurutnya sudah dikuasai oleh rezim pendusta yang didukung oleh partai dusta. Bagaimana negeri ini sudah menjadi sarang pendusta, korup, dan kekerasan.

Jika rezim ini, kata RR, tetap coba untuk dipertahankan atau tidak diganti, maka cost-nya sangat tinggi dan mahal. Ujung-ujungnya tetap rakyat yang menjadi susah. “Maka saatnya kita mewujudkan perubahan,” lontar Rizal Ramli.

Lulusan Ph.D dari Boston University, Amerika Serikat ini menginginkan perubahan secepatnya. Dan perubahan itu juga merupakan suara rakyat. RR pun kini mendirikan Rumah Perubahan. Sehingga tak salah jika RR kini banyak mendapat  dukungan dan aspirasi yang mengalir dari masyarakat agar maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

Tokoh-tokoh pemuda, akademisi, intelektual, profesional, tokoh perempuan, dan dari kalangan pemuka agama pun sudah banyak yang menyatakan akan mendukung penuh dan memilih sosok Rizal Ramli untuk memimpin negeri ini demi perubahan yang telah lama diharapkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Menanggapi aspirasi rakyat, RR mengaku memang mempunyai obsesi untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang memiliki derajat perekonomian yang tinggi dan hebat demi memakmurkan dan menyejahterakan seluruh rakyat.

Sejauh ini, RR memang tidak punya partai sendiri yang bisa memuluskan terwujudnya obsesi tersebut, tetapi RR mengaku bahwa beberapa partai telah melakukan persiapan dengan dirinya untuk Pilpres 2014. Sehingga itu, RR optimis bahwa apapun bisa terjadi dan diraih jika diperjuangkan dengan penuh ketulusan demi kebaikan umat banyak di muka bumi ini atas pertolongan Tuhan Yang Maha Berkehendak.

RR juga mengaca pada sukses dan keberhasilan seorang tokoh buruh, Luiz InĂ¡cio Lula da Silva, tidak memiliki partai tetapi bisa terpilih menjadi Presiden Brazil dan bahkan sukses membangkitkan Brazil dari keterpurukan ekonomi hanya dalam waktu delapan tahun.

Menurut RR, Indonesia sangat melimpah dengan kekayaan alam, tetapi sangat mengherankan rakyatnya masih banyak sekali yang susah dan menderita karena kemiskinan dan pemiskinan. Pemerintah saat ini nampak sekali hanya mengurusi dan memperkaya diri dan kelompoknya saja. Diperparah lagi dengan banyaknya kebijakan yang hanya menguntungkan sejumlah pihak, bukan rakyat.

Sehingganya, RR mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk serius melakukan perubahan dengan cara tidak memilih calon anggota DPR/DPRD dan calon presiden yang cuma jago di iklan tapi tidak punya kapasitas dan kompetensi untuk memperbaiki negara tercinta ini.>nt/ams

Adnan Buyung juga Minta SBY Turun

 

[RR1-online]
MENGETAHUI dan menyaksikan kondisi pemerintahan di Indonesia yang saat ini telah begitu banyak menyakiti hati rakyat dengan melakukan merampokan uang negara. Para elit pejabat, politisi di senayan hingga aparat hukum di pusat serta di daerah begitu leluasa ‘melahap’ uang rakyat, yang telah berlangsung sejak rezim SBY berkuasa.

Belumlagi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang terindikasi kuat telah melakukan ‘persekongkolan’ dengan para elit politisi di Senayan, yang bisa dilihat dengan munculnya banyak masalah dalam menetapkan partai-partai politik peserta Pemilu 2014, yang semuanya dapat dinilai sebagai kegagalan besar di era reformasi.

Sehingganya, Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) pun mendesak agar SBY segera turun dari jabatannya dengan hormat. “Kita mendesak agar SBY-Boediono segera turun, dan untuk mengisi kekosongan pemerintahan serta untuk  membenahi sistem pemerintahan yang sudah rusak, maka akan dibentuk Pemerintahan Transisi,” ujar Ratna Sarumpaet selaku Ketua Presidium Nasional MKRI.

Perempuan yang dijuluki ‘Kartini’ masa kini itu juga meminta agar militer dan pemerintahan SBY tidak berpikiran negatif, dengan hanya melihat demo sebagai tindakan makar ataupun gerakan pembangkangan. Ratna menegaskan aksi yang dilakukan oleh MKRI adalah bukan upaya kudeta. MKRI meminta agar Pemilu dipercepat.

Sementara itu, mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Adnan Buyung Nasution, menyebut SBY gagal mengelola pemerintahan dengan baik. SBY dinilai terlalu mengurus partai ketimbang urusan negara. “SBY bilang kepada menteri jangan terlalu banyak urus partai. Tapi lihat dia sendiri, berapa banyak urus partai,” lontar Buyung di Gedung Joeang, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2013).

Buyung bahkan mendorong Pemilu segera di-percepat agar SBY cepat turun dari kursi Presiden. Menurut Buyung situasi sekarang sudah tidak tertolong lagi. "Apakah kita mau bertahan satu setengah tahun lagi dengan keadaan seperti ini?” tegas Buyung.

Advokat senior itu menyatakan SBY banyak melanggar janji karena situasi negara tidak kunjung pulih. Perkembangan ekonomi, kata Buyung, hanya dinikmati segelintir orang kaya saja. Di sisi lain, 80 persen warga miskin masih kesulitan. “SBY enggak lakukan apa-apa sekarang,” katanya.

Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Gus Dur, DR. Rizal Ramli juga menyatakan, desakan masyarakat yang meminta SBY mundur dari jabatan sudah semakin kuat. Ia mendukung penuh gerakan  yang dilakukan MKRI menggelar aksi menuntut SBY mundur. “Sebaiknya SBY mundur saja, daripada diundurkan,” katanya.>nt/ams

SBY Dinilai tak Etis, Istana Negara Digunakan untuk Urusan Partainya

[RR1-online]
TIBA-TIBA Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundang para wartawan di kantor kepresidenan, Jakarta, Rabu malam, 17 April 2013. “Bapak (Presiden) mau memberikan keterangan pukul 20.00 nanti,” kata seorang staf kepresidenan kepada para wartawan di ruang wartawan Istana, Rabu petang sekitar pukul 18.30 WIB.

Pemberitahuan itu pun diperkuat dengan isi SMS dari Biro Pers Istana Kepresidenan. “Yth tmn2 wartawan. Menurut rencana, Rabu 17/04/13 di KtrPres, Presiden RI akan memberikan keterangan Pers sekitar pukul 20.30WIB. Dimohon kehadirannya. Trm ksh,” begitu isi SMS yang dikirim sekitar pukul 19.00.

Ada rasa penasaran, para wartawan pun berspekulasi untuk menebak gerangan keterangan pers mendadak seperti apakah itu yang bakal disampaikan SBY? Sejumlah wartawan menduga, ihwal kebijakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi? Atau boleh jadi seputar pelaksanaan ujian nasional? Dugaan yang paling menguat adalah ihwal sikap pemerintah atas qanun (peraturan daerah) tentang bendera dan lambang Aceh.

Soalnya, SBY bersama Wapres Boediono dan Mensesneg Sudi Silalahi saat itu sedang mengadakan pertemuan dengan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dan pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud, di kompleks Istana Negara. Pertemuan tertutup ini berlangsung selama +1 jam, dimulai pukul 16.00.

Ditunggu-tunggu. Akhirnya keterangan Pers Presiden itu pun dimulai sekitar pukul 21.30 WIB. Namun, poin-poin dugaan para wartawan ternyata semuanya meleset. Keterangan Pers SBY di Istana Negara malam itu rupanya tentang urusan partainya, Partai Demokrat.

Dari sikap SBY yang menggunakan Istana Negara sebagai fasilitas negara itu untuk kepentingan partai tertentu, SBY pun menuai kritik dari banyak kalangan, terutama dari para anggota DPR-RI. Dan umumnya, kalangan tersebut menilai, bahwa apa yang dilakukan SBY itu adalah hal yang sangat tidak etis.

Seharusnya, kata mereka, Istana Negara hanya digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan rakyat, bukan urusan partai atau kelompok organisasi tertentu. “Bukan yang berkaitan dengan partai tertentu,” kata Wakil Ketua DPR Pramono Anung di kompleks parlemen, Senayan, Kamis (18/4/2013).

Menggunakan Istana untuk kepentingan politik, kata Pramono, itu hanya akan menurunkan citra dan marwah (nama baik) Istana itu sendiri.

Pramono menegaskan, sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, SBY memang patut mengurus partainya, tetapi bukan di Istana Negara atau di tempat-tempat yang dinilai sebagai fasilitas negara.

Sebab, menurut Pramono, membicarakan (mengurus) partai politik tertentu di Istana dinilai tidak terlalu memiliki urgensi. “Seyogyanya dilakukan di kantor partai,” tegasnya.

Sementara itu, politikus PKS, Indra, juga menilai SBY tidak etis menggunakan fasilitas untuk urusan partai. Menurut dia, tindakan ini akibat Presiden merangkap jabatan sebagai ketua umum partai.

Dan hal ini, kata Indra, semakin menguatkan keraguan publik bahwa SBY tidak mampu menempatkan diri sebagai presiden dan ketua umum. “Konferensi pers kemarin merupakan jawabannya,” kata dia.

Dikatakannya, sulit bagi SBY memisahkan posisi kepala negara dan Ketua Umum Demokrat. Indra mengingatkan, presiden bukanlah milik kelompok tertentu. Karena itu, dia meminta agar presiden tidak merangkap jabatan. “Ketika rangkap jabatan, presiden tak akan fokus mengurus negara,” ujarnya.

Politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo, juga ikut menyampaikan kritik serupa. Bambang bahkan mengungkapkan, bahwa tindakan SBY itu bukan yang pertama kali dalam menyampaikan urusan partai di Istana.

Tindakan seperti ini, kata Bambang, tidak sesuai dengan janji petinggi Demokrat yang selalu berkata Presiden hanya akan mengurus partai pada hari libur. “Ini menunjukkan pengelolaan negara biasa dan tidak fokus,” ujarnya.>net/ams