[RR1-online]
DALAM kondisi Indonesia seperti saat ini, Rizal Ramli dan Mahfud MD dinilai dua sosok yang amat ideal dan cocok untuk dipilih menjadi pemimpin. Keduanya adalah tokoh perubahan yang betul-betul pro-rakyat yang sangat diyakini bisa membawa Indonesia bangkit dari keterpurukan. Karena itu Warga Nahdliyin menyatakan akan mengusung keduanya sebagai calon presiden dan calon wakil presiden, periode 2014-2019.
DALAM kondisi Indonesia seperti saat ini, Rizal Ramli dan Mahfud MD dinilai dua sosok yang amat ideal dan cocok untuk dipilih menjadi pemimpin. Keduanya adalah tokoh perubahan yang betul-betul pro-rakyat yang sangat diyakini bisa membawa Indonesia bangkit dari keterpurukan. Karena itu Warga Nahdliyin menyatakan akan mengusung keduanya sebagai calon presiden dan calon wakil presiden, periode 2014-2019.
Pernyataan dukungan ini pernah disampaikan beberapa waktu lalu dalam sebuah Dialog Kebangsaan oleh sejumlah pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) se-Jabodetabek, antara lain Ponpes an-Nur, Bekasi dan Ponpes Alkarimiyah, Sawangan-Depok, Jawa Barat.
Dalam forum Dialog yang dihadiri oleh ratusan santri, kaum dhuafa, dan para tokoh masyarakat, pimpinan Ponpes An Nur KH Ahmad Ushtuchri tersebut terungkap, bahwa Rizal Ramli dan Mahfud MD adalah dua tokoh nasional yang amat tepat dipasangkan sebagai pasangan Presiden Indonesia 2014, karena saling melengkapi dan keduanya adalah tipe pemimpin yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia.
Rizal Ramli, menurutnya, sebagai mantan Menteri Keuangan dan mantan Menko Perekonomian sudah tentu amat menguasai bidang ilmu ekonomi. Bahkan, telah teruji sukses dalam memimpin Bulog.
Sedangkan Mahfud MD, menurutnya, adalah seorang ahli di bidang hukum. “Kedua tokoh ini punya track record yang baik, dan merupakan Nahdliyin yang amanah,’’ ujar KH Ahmad Ushtuchri, seperti dilansir RM Online.
Rizal Ramli yang hadir dalam forum itu sempat dicecar pertanyaan dari dua peserta dialog, yakni apakah Rizal Ramli sudah siap diduetkan dengan Mahfud MD sebagai pasangan capres.
Lalu mantan aktivis mahasiswa yang pernah Soeharto penjarakan itu pun mengatakan, hampir semua tokoh yang benar-benar kritis terhadap keadaan saat ini adalah murid-murid politik Gus Dur. "InsyaAllah, dalam waktu dekat akan ada pemerintahan baru yang lebih amanah, akan ada pemerintahan Gus Dur jilid kedua, yang mampu mengangkat derajat ekonomi rakyat dan sanggup menaikkan derajat kewibawaan bangsa dan negara ini,” tandasnya.
Dalam forum itu juga para peserta mengungkapkan berbagai uneg-unegnya, antara lain mengenai harga-harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi, mahalnya biaya pendidikan, bertambahnya jumlah pengangguran, hingga tidak adanya keadilan dalam penegakkan hukum, termasuk kasus Nazaruddin yang memperlihatkan lembeknya komitmen pemerintahan saat ini dalam memberantas KKN.
NU Jepara Ikut MendukungSementara itu, KH Amin Budi Harjono, di depan 400-an warga Jepara, pada acara Pekan Sholawat Nasional dan Napak Tilas Perjuangan RA Kartini, Ahad malam (13/4/2013) mengungkapkan kerinduannya terhadap masa depan Indonesia yang maju dan berkembang. “Saya rindu politik tanpa uang. Saya rindu rakyat yang cerdas. Rakyat yang tidak lagi menukar masa depannya dengan beberapa puluh ribu rupiah pada saat pemilu,” ujarnya.
Kerinduan Budi Harjono, pada hakekatnya adalah kerinduan sebagian besar rakyat Indonesia. Rakyat yang rindu perubahan agar Indonesia bisa menjadi lebih baik. Itulah sebabnya, ‘curhat’ muballigh kondang di se-antero Jawa Tengah (Jateng) ini, diamini kaum Nahdliyin yang malam itu berkumpul di Pendopo Kecamatan Mayong, Jepara-Jateng.
Dia juga mengaku sudah lama puasa makan nasi, dan baru akan makan nasi kalau Indonesia sudah tak lagi mengimpor beras. Bagaimana mungkin, katanya, Indonesia yang tanahnya subur harus mengimpor beras dan produk holtikultura lainnya? Bagaimana mungkin negeri yang memiliki lautan luas dengan garis pantai amat panjang, harus mengimpor ikan bahkan garam?
“Saya rindu lahirnya pemimpin yang sanggup membawa rakyat pada kesejahteraan sebagaimana yang dicita-cita para pendiri bangsa. Jangan minta saya jadi pemimpin! Tapi kalau diminta mendorong calon yang tepat, saya siap. Seperti Sunan Bonang menunjuk Raden Patah menjadi Sultan Demak. Kalau pak Rizal Ramli konsisten dan sungguh-sungguh memperjuangkan kesejahteraan rakyat, saya akan doakan dan dukung penuh,” tegas KH Amin Budi Harjono yang langsung disambut ‘Amin’ panjang dari seluruh hadirin.
Sebelumnya, KH Abdullah Hinduwani, pimpinan Ponpes Hubbur Rasul, juga menyatakan hal senada. Dia merasa yakin, Indonesia akan menjadi lebih baik di tangan pemimpin berintegritas seperti Rizal Ramli. “Konsistensi dan perjuangan Pak Rizal untuk rakyat kecil sudah terbukti. Saya dan para santri berdoa, semoga Allah melapangkan jalan buat beliau menjadi presiden kita. Aamiin!!!” ucap pria yang akrab di sapa Habib Dullah ini yang lagi-lagi diamini hadirin.
Rizal Ramli yang malam itu hadir dengan batik merah marun lengan pendek dan celana biru gelap itu, tampak tertunduk. Senyumnya tidak mampu menutupi keharuan yang terukir di wajahnya. Entah gerangan perasaan apa yang bergejolak di hatinya, hanya Allah dan dia sendiri yang tahu. Namun spontan, wajahnya tampak mengeras, seakan memperlihatkan tekad dan semangat kesungguhan dan keyakinan diri untuk segera menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan.
“Saya mohon doa restu bapak ibu sekalian. Dengan doa dan dukungan bapak ibu, saya makin mantap maju sebagai calon presiden. Insya Allah, dalam lima tahun kita bisa mengejar ketertinggalan dari Malaysia. Indonesia akan menjadi bangsa besar yang kuat. Bangsa yang rakyatnya sejahtera lahir dan batin, insya Allah,” kata Rizal Ramli yang kini menjadi Panasehat ahli Ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Mantan Kepala Badan Urusan Logisitik (Bulog) ini pun kemudian menguraikan tentang Indonesia yang seharusnya bisa lebih baik. Pada bagian-bagian tertentu, dia mengutip data dan angka. Dia juga membuat perbandingan-perbandingan dengan sejumlah negara yang berhasil melepaskan diri dari keterbelakangan dan berubah menjadi negara maju. Semua itu dimungkinkan karena para pemimpinnya amanah dan benar-benar berjuang untuk kesejahteraan rakyat dan bangsanya.
Yang menarik, adalah paparan soal-soal makro ekonomi itu disampaikannya dengan santai dan ringan. Hadirin yang sebagian besar kaum perempuan yang duduk lesehan beralas terpal plastik di bawah tenda, sepertinya tidak terbebani. Mereka nampak sangat menikmati suasana pencerahan tersebut.>nt/ams