[RR1-online]
INILAH ungkapan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, DR. Rizal Ramli (RR), bahwa Indonesia kini sedang berada di rezim pendusta, yang tidak hanya korup tetapi juga melakukan kekerasan pada rakyatnya. Betapa tidak, praktik korupsi sudah sangat sistemik dan struktural. Dan itu diambil dari anggaran. Di rezim ini anggaran naik lebih dari dua kali lipat, tetapi rakyat tak merasakan apa-apa. Tak ingin negeri semakin terpuruk, rakyat menginginkan perubahan secepatnya. Jika tidak segera turun maka cost-nya sangat tinggi. Sebesar Rp 80 triliun di-tilap dari anggaran setiap tahun.
INILAH ungkapan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, DR. Rizal Ramli (RR), bahwa Indonesia kini sedang berada di rezim pendusta, yang tidak hanya korup tetapi juga melakukan kekerasan pada rakyatnya. Betapa tidak, praktik korupsi sudah sangat sistemik dan struktural. Dan itu diambil dari anggaran. Di rezim ini anggaran naik lebih dari dua kali lipat, tetapi rakyat tak merasakan apa-apa. Tak ingin negeri semakin terpuruk, rakyat menginginkan perubahan secepatnya. Jika tidak segera turun maka cost-nya sangat tinggi. Sebesar Rp 80 triliun di-tilap dari anggaran setiap tahun.
Sosok Rizal Ramli (Gus Romli) sejak dulu dan hingga kini dikenal sebagai Sang Pendobrak atau Sang Penerobos dalam memperjuangkan kepentingan umat banyak di negeri ini. Ia berani dengan tegas melawan pemerintahan jika dinilai tidak pro-rakyat. Sebab, kemerdekaan dan pembangunan saat ini bisa lahir dan berjalan karena atas tetesan darah dan keringat rakyat.
Rizal Ramli mengaku akan terus melakukan gerakan perjuangan karena kondisi negeri ini menurutnya sudah dikuasai oleh rezim pendusta yang didukung oleh partai dusta. Bagaimana negeri ini sudah menjadi sarang pendusta, korup, dan kekerasan.
Jika rezim ini, kata RR, tetap coba untuk dipertahankan atau tidak diganti, maka cost-nya sangat tinggi dan mahal. Ujung-ujungnya tetap rakyat yang menjadi susah. “Maka saatnya kita mewujudkan perubahan,” lontar Rizal Ramli.
Lulusan Ph.D dari Boston University, Amerika Serikat ini menginginkan perubahan secepatnya. Dan perubahan itu juga merupakan suara rakyat. RR pun kini mendirikan Rumah Perubahan. Sehingga tak salah jika RR kini banyak mendapat dukungan dan aspirasi yang mengalir dari masyarakat agar maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Tokoh-tokoh pemuda, akademisi, intelektual, profesional, tokoh perempuan, dan dari kalangan pemuka agama pun sudah banyak yang menyatakan akan mendukung penuh dan memilih sosok Rizal Ramli untuk memimpin negeri ini demi perubahan yang telah lama diharapkan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Menanggapi aspirasi rakyat, RR mengaku memang mempunyai obsesi untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang memiliki derajat perekonomian yang tinggi dan hebat demi memakmurkan dan menyejahterakan seluruh rakyat.
Sejauh ini, RR memang tidak punya partai sendiri yang bisa memuluskan terwujudnya obsesi tersebut, tetapi RR mengaku bahwa beberapa partai telah melakukan persiapan dengan dirinya untuk Pilpres 2014. Sehingga itu, RR optimis bahwa apapun bisa terjadi dan diraih jika diperjuangkan dengan penuh ketulusan demi kebaikan umat banyak di muka bumi ini atas pertolongan Tuhan Yang Maha Berkehendak.
RR juga mengaca pada sukses dan keberhasilan seorang tokoh buruh, Luiz InĂ¡cio Lula da Silva, tidak memiliki partai tetapi bisa terpilih menjadi Presiden Brazil dan bahkan sukses membangkitkan Brazil dari keterpurukan ekonomi hanya dalam waktu delapan tahun.
Menurut RR, Indonesia sangat melimpah dengan kekayaan alam, tetapi sangat mengherankan rakyatnya masih banyak sekali yang susah dan menderita karena kemiskinan dan pemiskinan. Pemerintah saat ini nampak sekali hanya mengurusi dan memperkaya diri dan kelompoknya saja. Diperparah lagi dengan banyaknya kebijakan yang hanya menguntungkan sejumlah pihak, bukan rakyat.
Sehingganya, RR mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk serius melakukan perubahan dengan cara tidak memilih calon anggota DPR/DPRD dan calon presiden yang cuma jago di iklan tapi tidak punya kapasitas dan kompetensi untuk memperbaiki negara tercinta ini.>nt/ams
Tidak ada komentar:
Posting Komentar