[RR1online]:
SIAPA-SIAPA figur bakal capres yang sudah sangat gencar tampil di layar televisi saat ini…? Ya, namanya tak perlu disebut satu-satu! Sebab kita-kita sudah tahu siapa-siapa yang pagi, siang, malam sudah nongol beriklan, dan juga di stasiun-stasiun televisi mana saja..?!?!
SIAPA-SIAPA figur bakal capres yang sudah sangat gencar tampil di layar televisi saat ini…? Ya, namanya tak perlu disebut satu-satu! Sebab kita-kita sudah tahu siapa-siapa yang pagi, siang, malam sudah nongol beriklan, dan juga di stasiun-stasiun televisi mana saja..?!?!
Mereka bisa dimunculkan oleh pihak media (terutama media tv) untuk beriklan, karena adanya dua alasan yang memudahkan. Yakni pertama, karena yang bersangkutan adalah memang pemilik media tersebut sekaligus “pemilik” parpol; dan kedua adalah karena yang bersangkutan punya banyak uang dan mampu membayar media (stasiun tv) untuk beriklan, advertorial, men-chartel program acara tertentu yang dikemas secara khusus, dan lain sebagainya. Itulah potret industri media kita saat ini.
Dari dua alasan tersebut cukup jelas menunjukkan, bahwa media tv saat ini boleh dikata tidak fair dan tidak lagi independen. Karena mereka nampak sekali hanya memburu keuntungan diri sendiri. Yakni jelang Pemilu 2014, hanya cenderung melayani “majikan” masing-masing dan pemilik modal (yang membayar) saja.
Akibatnya, hakikat dan cita-cita pelaksanaan Pemilu dalam negara yang berdemokrasi sangat sulit tercapai. Sebab, rakyat lebih banyak “dipaksa” untuk hanya memilih “mereka-mereka” yang selalu tampil di tv. Dan “pemaksaan” seperti itu sebetulnya telah terjadi pada pemilu-pemilu sebelumnya.
Padahal betapa masih banyak figur lain (alternatif) yang jauh lebih baik daripada mereka yang selalu nongol di tv, namun karena terhambat “tarif” penayangan iklan dan tak punya parpol, maka figur alternatif yang berkualitas itu pun sangat jarang atau bahkan kurang dikenal masyarakat luas. Kecuali jika figur alternatif itu sendiri yang berinisiatif untuk berkreativitas melakukan sosialisasi pendekatan langsung ke sejumlah daerah dengan dana “seadanya”.
Karena hanya berbekal dana seadanya, kegiatan-kegiatan sosialisasi diri dari figur alternatif itupun jangan harap bisa disaksikan di televisi, meski mungkin sempat diliput oleh kru tv. Apalagi jika “pemilik” stasiun tv tersebut kebetulan “membenci” figur alternatif itu, maka jangan harap pihak pengelola stasiun tv bisa menayangkan kegiatan-kegiatan sosial dari figur alternatif tersebut.
Contoh salah satunya adalah DR Rizal Ramli (RR1). Figur alternatif ini adalah sosok yang sebetulnya paling ideal untuk “dilahirkan” sebagai pemimpin bangsa guna kemajuan perekonomian secara pesat di negeri ini.
Sebab, selain sebagai ekonom senior yang pernah menjabat menko perekonomian serta menkeu, RR1 juga sangat konsisten dengan “nafas” pergerakan dan perjuangannya yang selalu pro-rakyat sejak dulu hingga saat ini. Sangat berkompeten memecahkan persoalan-persoalan ekonomi, dan sangat paham pola ekonomi seperti apa yang cocok diterapkan di negeri ini. Sehingga itu, bagi komite Konvensi Rakyat, RR1 kini juga diposisikan sebagai Capres 2014.
Namun karena tak punya stasiun tv, tak punya parpol, dan hanya punya dana “seadanya”, RR1 pun jarang “dimunculkan” oleh pihak media televisi dalam setiap kegiatan sosial yang dilakukannya.
Stasiun-stasiun tv lebih tertarik memunculkan sosok artis dan penyanyi setiap harinya, yang di dalamnya lebih menyuguhkan info tentang perkawinan, perceraian, dan juga memamerkan kemewahan para selebriti dengan durasi yang cukup lama. Sungguh sebuah ironi di dalam sebuah negara yang masih payah dengan pembangunan mental generasi mudanya.
Meski begitu, RR1 tak pernah protes terhadap media tv yang hanya lebih banyak menayangkan figur capres “majikan” dan “pemilik modal”, yang disajikan baik dalam bentuk iklan maupun berupa advertorial dan lainnya sebagainya.
Karena memang hanya punya dana “seadanya” (seperti Obama), RR1 pun hanya bisa melakukan silaturahmi dan sosialisasi diri secara sederhana, bersentuhan serta berkumpul dengan rakyat paling bawah secara langsung. Bahkan RR1 kerap terlihat di forum-forum diskusi karena diundang dan didaulat sebagai pemateri, baik di dalam maupun di luar negeri.
Dari situlah, selain mengharapkan kesadaran dari seluruh rakyat Indonesia, RR1 juga banyak mengingatkan tentang pentingnya Pemilu sebagai penentuan masa depan rakyat di 5 tahun ke depan. Yakni dengan melakukan perubahan mendasar di seluruh bidang pembangunan, terutama memajukan bidang ekonomi yang memang sebagai landasan keahlian dari RR1.
Ide-ide, gagasan dan terobosan yang disuarakan RR1 melalui kunjungan silaturahminya, serta di seluruh acara forum diskusi yang dihadirinya sangat sulit tembus di siaran televisi-televisi. Sebab sekali lagi, rakyat selalu “dipaksa” setiap harinya untuk hanya menonton, mendengar dan mengikuti ajakan oleh para “bintang iklan” tersebut.
RR1 mungkin juga sangat tertarik untuk beriklan di tv, dan boleh jadi RR1 juga mampu menyediakan anggaran untuk beriklan di tv. Tetapi untuk sementara ini nampaknya itu tak ingin dilakukannya, sebab memang harus menunggu waktu yang benar-benar tepat untuk beriklan sekaligus berkampanye sesuai ketentuan dari KPU.
Makanya RR1 saat ini lebih memilih ingin berhadapan dan berkomunikasi langsung secara dua arah dengan rakyat di sejumlah titik. Sekaligus untuk mengukur dukungan secara langsung dari kalangan bawah.
Dan benar saja, meski tak beriklan, dan kendati kegiatan-kegiatannya tak disiarkan di tv, toh ternyata banyak rakyat dari golongan jelata hingga kalangan intelektual menyatakan sangat mendukung Rizal Ramli untuk maju dalam Pilpres 2014.
Misalnya ketika RR1 meresmikan Rumah Cerdas di daerah Gunungkidul-Yogyakarta beberapa waktu lalu, warga setempat sangat bersemangat untuk mendukung RR1 sebagai Capres yang diyakini mampu menerapkan ajaran Bung Karno dan Gus Dur.
Juga dengan sejumlah tokoh ternama di Jawa Barat (Jabar) mengaku sangat mendukung RR1 untuk dapat dimajukan dalam Pilpres 2014.
Seperti dilansir rmol: Bila semua jeli melihat akar persoalan bangsa Indonesia, maka sosok Rizal Ramli selaku Menko Perekonomian di era Presiden KH. Abdurrahman Wahid, sangat pantas dijadikan sebagai presiden.
Hal itu dikemukakan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pasundan, Prof. Didi Turmudzi, di sela-sela diskusi yang bertema: “Ekonomi Indonesia Masa Depan”, di Kantor Pusat PB Pasundan (Rabu (15/1). Diskusi ini menghadirkan Rizal Ramli sebagai salah seorang narasumber.
“Masalah ekonomi misalnya, beliau (Rizal) cukup mumpuni menangani masalah ekonomi di Indonesia. Hal lain seperti politik, sudah tidak diragukan lagi karena RR1 pernah menjadi penasihat beberapa presiden,” ungkap Didi Turmudzi.
Masih di forum diskusi tersebut, tokoh politik senior di Jabar, Tjetje Padmadinata, mengakui bahwa Rizal Ramli bukanlah sosok baru yang ada di matanya.
“Bandung barcelonanya divisi yang berani lawan madrid. Alamiah kalau orang Bandung, akan aksi beraksi yang sudah kenal siapa figur capresnya. Bung Rizal ini, kulturnya Bogor, Bandung, jadi harus didukung,” demikian Tjetje Padmadinata.
Di tempat yang sama, seorang pengusaha di Jabar, Nanang Ma’some, juga menyatakan siap mendukung dan memilih Rizal Ramli sebagai Presiden RI 2014-2019. “Beliau (Rizal Ramli) yang bisa menyelesaikan persoalan ekonomi yang sedang dihadapi Indonesia saat ini,” ujar Nanang serius.
Rizal Ramli, kata Nanang, punya kemampuan menyelamatkan ekonomi nasional yang saat ini berada dalam kondisi lampu kuning akibat terjadinya quatro deficits sekaligus sebagaimana disampaikan Rizal Ramli. Rizal Ramli, lanjutnya, punya kemampuan melakukan terobosan-terobosan sekaligus solusi-solusi cerdas atas permasalahan ekonomi.
Nanang juga memandang Rizal Ramli sebagai orang jujur dan sosok berani menegakkan kedaulatan ekonomi nasional. “Rizal Ramli Gus Durian, pinter, bersih dan berani. Harus kita dukung,” tegas Nanang yang juga salah seorang pendiri salah satu pesantren besar di Jawa Barat.
Di tempat terpisah, Rektor Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Niki Lukviarman,juga secara khusus mengucapkan: “Selamat datang di kampus proklamator” atas kunjungan Rizal Ramli di Aula Balairung Caraka, Kampus I UBH Ulak Karang, Padang, Kamis (16/1/2014).
Kedatangan Rizal Ramli di Kampus tersebut adalah sebagai pembicara utama dalam seminar nasional yang mengusung tema: “Reposisi Ekonomi Indonesia Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015”.
Dipilihnya Rizal Ramli sebagai keynote speaker dalam Seminal Nasional tersebut bukan tanpa alasan. Meenurut Niki, banyak nama yang diusulkan menjadi keynote speaker. Namun setelah dipertimbangkan matang, panitia dan pihak kampus kemudian memilih Rizal Ramli karena telah tersohor sebagai tokoh utama anti neoliberalisme di Indonesia. “Pak Rizal memiliki pemikiran ekonomi kerakyatan yang digagas oleh proklamator bangsa Bung Hatta,” ujar Niki.
Mengetahui dukungan yang makin hari kian bertambah dan mengalir kepadanya untuk maju pada Pilpres 2014, RR1 mengaku sangat terharu dan tak lupa mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh pihak.
RR1 mengungkapkan, jika seluruhnya bersatu, kompak, maka dia menjanjikan bisa membuat Indonesia lebih dahsyat dan rakyatnya sejahtera. “Tidak pantas negara sebesar ini rakyat susah makan,” tutur RR1.
Menurutnya, strategi utama untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi bangsa ini yaitu perbaikan kebijakan, mengubah inovasi, dan kreativitas bangsa menjadi kekuatan besar, dan mengembangkan budaya Indonesia yang dikenal luar biasa. “Indonesia butuh leader, bukan dealer yang selalu cari untung,” tegas RR1.
Menyikapi semua uraian di atas, maka sangat tidak masuk akal jika ternyata nantinya parpol hanya lebih memilih figur yang jago beriklan untuk diusung sebagai capres, daripada figur alternatif yang benar-benar murni mendapat dukungan dari rakyat banyak secara luas tanpa melalui iklan.
SALAM PERUBAHAN..!!!
--------
Sumber: Kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar