Rabu, 05 Juni 2013

Pancasila Kita Saat Ini?

KETUA Presidium Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) Provinsi Gorontalo, A.M.Syam, mengatakan, para pejabat dan pemimpin di negeri ini mengaku berasal dari kalangan terpelajar dan terdidik, tetapi sifat dan kelakuannya banyak yang tidak sesuai dengan PANDANGAN HIDUP di negeri ini, yakni PANCASILA.

"Pancasila kita kini bagai cermin yang telah retak akibat ambisi dan keserakahan para penguasa saat ini. Adalah, ketika sang penguasa yang berhati busuk mencoba memegang teguh dan berbercermin kepada Pancasila, wajahnya malah memunculkan bisul-bisul. Sehingganya, cermin tersebut yang dihantam hingga retak," ujar A.M. Syam saat ditanyai komentarnya tentang Hari Pancasila 1 Juni 2013.

A.M.Syam menggambarkan, ada kalimat bijak yang menyebutkan, jika wajahmu jelek ketika bercermin, maka janganlah cermin yang kamu hantam hingga retak dan pecah. "Hendaknya, perbaikilah wajahmu, sebab apa yang diperlihatkan oleh cermin itu adalah sesungguhnya benar," tegasnya.

Bahkan A.M. Syam yang juga seorang penulis di daerah ini juga mengaku telah pernah membuat coretan menyerupai sebuah puisi tentang kondisi Pancasila di Bumi Pertiwi yang tercinta ini. Berikut coretannya:

PANCASILA KITA SAAT INI?

Ketuhanan Yang Maha Esa:
Inilah keyakinan, juga keimanan
Sekaligus pengakuan kalbu
Yang terlahir dalam nurani Bangsaku
Tetapi, jahiliyah mulai menggerogoti
Materialisme jadi kiblat penghidupan
Rakyat kita pun banyak yang tersesat dan terjebak
Karena pemimpin-pemimpin kita banyak mempertuhankan jabatan
Dan masih banyak lagi....

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab:
Dari sinilah dimulai perjuangan
Siapa kamu... siapa saya, pun makin nampak jelas
Gusur sana, gusur sini hingga ke jurang
Maka muncullah banyak pengemis, pengamen, PSK
Dan yang lebih parah, bahkan ada sedikit yang menjelma sebagai teroris
Serta yang lebih gila, malah banyak yang bersembunyi sebagai koruptor
Karena monopoli dan keserakahan pun makin membuat wajah keadilan jadi tersingkir
Kehalusan akhlak dan budi sudah mulai bermain kasar
Sadisme, anarkis, konflik SARA, sudah seakan menjadi simbol kebrutalan
Di balik kekuasaan ada persekongkolan merajela menindas hak-hak asasi
Dan masih banyak lagi....

Persatuan Indonesia:
Suku, Agama, Ras dan Adat bukanlah masalah
Tapi kepentingan dan ambisi tak jarang memecah persatuan
Gesek, gasak, gosok pun menjadi tontonan umum
Sumatera merasa dianak-tirikan
Jawa sepertinya dibanggakan
Sulawesi seakan hanya dikesampingkan
Kalimantan terasa cuma dimanfaatkan
Maluku seakan disepelekan
Papua-Irian merasa hanya ditindas dan diperas
GAM, RMS, Rakyat Papua pun meneriakkan kemerdekaan
Sungguh...Ibu Pertiwi pun jadi menangis

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:

Rakyat sejak dulu setia dan patuh dipimpin
Tapi sejak dulu juga telinga kebijaksanaan sudah tuli
Tangis dan jerit si miskin hanya menumpuk di meja musyawarah
Karena tak sedikit para wakil rakyat kita hanya lebih sibuk mencari hikmat sendiri-sendiri.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia:
Ini hanya menyegarkan telinga rakyat
Namun, kemiskinan dan penindasan terus membantai rakyat
Bantuan sosial tak jarang pilih kasih dan hanya jadi mantra para koruptor
Bantuan bencana saja bahkan tak sedikit tersedot ke dalam perut koruptor
Suara rakyat bahkan banyak yang diredam oleh para penjilat.

....Begitulah...! Mungkin gambar Pancasila kita kini hanya jadi penghias dinding.
Dan mungkin Pancasila kita saat ini hanya jadi simbol di jubah para nasionalis.

Wahai para pemimpin...
Selamatkan dan tunaikan Pancasila kita yang Sakti ini!!!
Jika tidak..., maka boleh jadi Pancasila kelak bakal jadi pengalas kaki kaum imperialis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar