Jakarta [RR-online]
Menengok Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) pada 2008 silam putaran kedua, sesuai perhitungan manual quick-count yang dilakukan oleh beberapa lembaga dan pusat kajian Pilkada menunjuk pasangan Calon Gubernur (Cagub) Khofifah Indar Parawangsa menang tipis, yakni selisih 1 persen dari lawannya Karsa (Karwo-Saiful). Sumber: http://www.indosiar.com
Tetapi pada Pilgub 2008 itu, paket Karsa-lah yang ditetapkan oleh KPU sebagai pemenang. Bagi Khofifah, saat itu dirinya sedang didzalimi, dan akan tetap melawan Pembajakan Demokrasi terhadap dirinya.
Pada Pilgub tahun 2013 ini, Karsa kembali maju sebagai pasangan Cagub dengan memborong hampir semua partai parlemen maupun non-parlemen dengan pengusung utama adalah Partai Demokrat.
Begitu pun dengan Khofifah, yang kali ini berpasangan dengan mantan Kapolda Jatim, Herman Sumawiredja, yakni melalui partai-partai: PKB 12,26 persen; PKPB 1,48 persen; PKPI 0,87 persen; PK 0,50 persen; PMB 0,20 persen; PPNUI 0,24 persen. Sehingga total dukungan yang diperoleh Khofifah-Herman sebanyak 15,55 persen, atau telah melebihi syarat minimal 15 persen.
Inilah kemudian bagi sejumlah kalangan menilai, bahwa secara hitung-hitungan psikologis politik boleh jadi Karsa akan amat “gelisah” jika Khofifah kembali berhasil maju sebagai calon Gubernur Jatim 2013. Sebab, Khofifah adalah kandidat satu-satunya yang pernah “nyaris” menaklukkannya dalam Pilgub 2008 silam.
Belakangan, pada tahapan Pilgub 2013 ini, tiba-tiba aroma praktek politik Devide et Impera “pecah belah” tercium. Bagaimana tidak, dua parpol yang sedianya telah mendukung pasangan Khofifah-Herman, tiba-tiba juga muncul sebagai parpol pendukung di paket incumbent. Parpol tersebut adalah Partai Kedaulatan dan Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia (PPNUI).
Dualisme dukungan tersebut, tentu saja membuat paket Cagub Bersama Khofifah-Herman (Berkah) terancam tidak memenuhi syarat. Namun, kedua parpol tersebut akhirnya menyatakan tetap mendukung pasangan Khofifah-Herman.
Partai Kedaulatan yang sejak awal sudah memasukkan Surat Dukungannya kepada Khofifah-Herman, dengan Nomor Surat: 14.A/SK/DPP.PK/PILKADA.CAGUB/V/2013, kembali memasukkan Surat Penegasan Nomor 02/DPP.PK/Pilgub.khs/VI/2013 tanggal 11 Juni 2013, yang langsung ditandatangani oleh Ketua Umumnya, Denny M. Cilah.
“Kami (Partai Kedaulatan) hanya bulat mendukung pasangan Khofifah-Herman,” tegas Denny sembari menyatakan kesiapannya untuk memperlihatkan bukti-bukti legal dukungan ke Khofifah-Herman, dan juga bukti-bukti dukungan ilegal dari sejumlah oknum yang mengaku kader Partai Kedaulatan kepada paket pasangan cagub lain.
Pihak KPUD Jatim sendiri telah melakukan verifikasi terakhir ke DPP Partai Kedaulatan (PK), yakni pada Jumat sore (21 Juni 2013), di kantor DPP PK, Jl. Pulomas Utara Raya 28, Jakarta Timur.
Hadir pada verifikasi tersebut masing-masing, dari pihak DPP PK 5 orang pengurus harian termasuk Ketua Umum bersama Sekjen yang baru. Sementara dari pihak verifikator adalah 5 Komisioner bersama 3 orang staf KPUD Jatim, didampingi 3 orang anggota Panwaslu Jatim.
Menurut jadual yang telah ditetapkan, KPUD Jatim akan mengadakan Rapat Pleno untuk mengambil keputusan Penetapan Pasangan Calon Gubernur Jatim pada 8-14 Juli 2013. Selanjutnya, akan dilakukan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim pada Kamis 29 Agustus 2013.
Secara legal, dukungan PK dan PPNUI sudah amat kuat. Sehingga tak ada alasan lagi bagi pihak-pihak tertentu untuk mencoba mematahkan pencalonan Khofifah-Herman untuk maju sebagai pasangan Cagub-Cawagub Jatim 2013.
“Semoga Jatim bisa melahirkan pemimpin baru yang mampu membawa perubahan, peningkatan kesejahteraan, kesejukan dan kedamaian bagi seluruh Rakyat Jatim,” ujar DR. Rizal Ramli via SMS selaku tokoh perubahan nasional, yang kini disebut-sebut sebagai capres-RI 2014 paling ideal.>map/ams
Menengok Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) pada 2008 silam putaran kedua, sesuai perhitungan manual quick-count yang dilakukan oleh beberapa lembaga dan pusat kajian Pilkada menunjuk pasangan Calon Gubernur (Cagub) Khofifah Indar Parawangsa menang tipis, yakni selisih 1 persen dari lawannya Karsa (Karwo-Saiful). Sumber: http://www.indosiar.com
Tetapi pada Pilgub 2008 itu, paket Karsa-lah yang ditetapkan oleh KPU sebagai pemenang. Bagi Khofifah, saat itu dirinya sedang didzalimi, dan akan tetap melawan Pembajakan Demokrasi terhadap dirinya.
Pada Pilgub tahun 2013 ini, Karsa kembali maju sebagai pasangan Cagub dengan memborong hampir semua partai parlemen maupun non-parlemen dengan pengusung utama adalah Partai Demokrat.
Begitu pun dengan Khofifah, yang kali ini berpasangan dengan mantan Kapolda Jatim, Herman Sumawiredja, yakni melalui partai-partai: PKB 12,26 persen; PKPB 1,48 persen; PKPI 0,87 persen; PK 0,50 persen; PMB 0,20 persen; PPNUI 0,24 persen. Sehingga total dukungan yang diperoleh Khofifah-Herman sebanyak 15,55 persen, atau telah melebihi syarat minimal 15 persen.
Inilah kemudian bagi sejumlah kalangan menilai, bahwa secara hitung-hitungan psikologis politik boleh jadi Karsa akan amat “gelisah” jika Khofifah kembali berhasil maju sebagai calon Gubernur Jatim 2013. Sebab, Khofifah adalah kandidat satu-satunya yang pernah “nyaris” menaklukkannya dalam Pilgub 2008 silam.
Belakangan, pada tahapan Pilgub 2013 ini, tiba-tiba aroma praktek politik Devide et Impera “pecah belah” tercium. Bagaimana tidak, dua parpol yang sedianya telah mendukung pasangan Khofifah-Herman, tiba-tiba juga muncul sebagai parpol pendukung di paket incumbent. Parpol tersebut adalah Partai Kedaulatan dan Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia (PPNUI).
Dualisme dukungan tersebut, tentu saja membuat paket Cagub Bersama Khofifah-Herman (Berkah) terancam tidak memenuhi syarat. Namun, kedua parpol tersebut akhirnya menyatakan tetap mendukung pasangan Khofifah-Herman.
Partai Kedaulatan yang sejak awal sudah memasukkan Surat Dukungannya kepada Khofifah-Herman, dengan Nomor Surat: 14.A/SK/DPP.PK/PILKADA.CAGUB/V/2013, kembali memasukkan Surat Penegasan Nomor 02/DPP.PK/Pilgub.khs/VI/2013 tanggal 11 Juni 2013, yang langsung ditandatangani oleh Ketua Umumnya, Denny M. Cilah.
“Kami (Partai Kedaulatan) hanya bulat mendukung pasangan Khofifah-Herman,” tegas Denny sembari menyatakan kesiapannya untuk memperlihatkan bukti-bukti legal dukungan ke Khofifah-Herman, dan juga bukti-bukti dukungan ilegal dari sejumlah oknum yang mengaku kader Partai Kedaulatan kepada paket pasangan cagub lain.
Pihak KPUD Jatim sendiri telah melakukan verifikasi terakhir ke DPP Partai Kedaulatan (PK), yakni pada Jumat sore (21 Juni 2013), di kantor DPP PK, Jl. Pulomas Utara Raya 28, Jakarta Timur.
Hadir pada verifikasi tersebut masing-masing, dari pihak DPP PK 5 orang pengurus harian termasuk Ketua Umum bersama Sekjen yang baru. Sementara dari pihak verifikator adalah 5 Komisioner bersama 3 orang staf KPUD Jatim, didampingi 3 orang anggota Panwaslu Jatim.
Menurut jadual yang telah ditetapkan, KPUD Jatim akan mengadakan Rapat Pleno untuk mengambil keputusan Penetapan Pasangan Calon Gubernur Jatim pada 8-14 Juli 2013. Selanjutnya, akan dilakukan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim pada Kamis 29 Agustus 2013.
Secara legal, dukungan PK dan PPNUI sudah amat kuat. Sehingga tak ada alasan lagi bagi pihak-pihak tertentu untuk mencoba mematahkan pencalonan Khofifah-Herman untuk maju sebagai pasangan Cagub-Cawagub Jatim 2013.
“Semoga Jatim bisa melahirkan pemimpin baru yang mampu membawa perubahan, peningkatan kesejahteraan, kesejukan dan kedamaian bagi seluruh Rakyat Jatim,” ujar DR. Rizal Ramli via SMS selaku tokoh perubahan nasional, yang kini disebut-sebut sebagai capres-RI 2014 paling ideal.>map/ams
Tidak ada komentar:
Posting Komentar