Sabtu, 07 September 2013

Rakernas III PDI-P: Menanti Terbitnya “Bintang Kejora” 2014?


Kategori: Opini*
[RR1online]:
MAAF
, uraian dan pemikiran di bawah ini (mungkin) hanya menurut pengamatan saya sebagai seorang yang pernah aktif 20 tahun dalam dunia jurnalistik, serta kini selaku penulis dan juga politisi lokal.

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI Perjuangan, yang dilaksanakan mulai hari ini, Jumat hingga Minggu (6-8 September 2013), nampaknya hanya akan lebih banyak diwarnai dengan masukan-masukan suportif, baik yang menyangkut strategi maupun agenda-agenda program kerja lainnya.

Sekjen PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, bahkan mengakui bahwa partainya telah bertekad tidak akan lagi menjadi oposisi setelah Pemilu 2014. Dan sebagai bentuk kesungguhan tekad itu, Tjahjo pun mengungkapkan, pihaknya telah menyusun program-program pembangunan yang akan dijalankan bila memenangi pemilu mendatang.

Nampaknya, PDI Perjuangan dalam Rakernas kali ini tak keliru jika merasa benar-benar PD (percaya diri) akan mampu memenangkan Pemilu mendatang. Sebab partai berlambang Banteng Moncong Putih ini, saat ini lebih bisa ditunjuk sebagai partai politik yang berhasil “mencetak” kader yang lebih baik, -bahkan sangat lebih baik-, dibanding dengan partai-partai lain.

Tengok saja, bagaimana cara Partai Golkar (PG) “curi start” yang terkesan begitu sangat memaksakan diri memunculkan ketua umumnya sebagai calon tunggal untuk dimajukan dalam pertarungan pilpres 2014. Saya yakin, belum tentu semua kader di DPP PG maupun di daerah yang setuju dengan model “pemaksaan” seperti ini, apalagi rakyat.

Justru dari situ saja, PG sudah nampak seakan-akan tidak memberi ruang dan kesempatan kepada kader-kader lainnya (yang juga saya yakin) untuk “berkembang”, yakni saat diketahui bahwa sesungguhnya mungkin ada kader yang lebih baik dibanding ketumnya untuk dimunculkan dan diperjuangkan sebagai capres. Itu jika PG ingin serius memenangi Pemilu?

Selanjutnya, di tubuh Partai Demokrat (PD). Sejauh ini sebagai partai penguasa 2 periode, PD nampaknya telah gagal mencetak kader-kader unggul. Justru tak sedikit kadernya terkesan pada “memble” semua. Cara ngomongnya lebih cenderung memantul-mantul tak beraturan bagai bola sodok, namun tak satu pun yang lolos ke “lubang”.

Lihat saja pada konvensi PD, ke mana kader-kadernya yang selalu merasa lebih pintar dan lebih jago dari orang lain? Harusnya, PD tak perlu konvensi jika memang ada stock kader yang lebih bisa diandalkan. Begitu pun dengan partai-partai lainnya.

Sehingga boleh dikata, hari ini sesungguhnya PDI Perjuangan tak punya “beban” yang begitu berarti dibanding dengan yang dirasakan oleh partai-partai lainnya. Olehnya itu, PDI Perjuangan memang sangat berpotensi memenangkan Pemilu 2014.

PDI Perjuangan bahkan berhasil memenangkan Pilgub lebih banyak di tanah air, yakni terdapat 7 gubernur yang diusung tunggal oleh PDI Perjuangan, dan terdapat 5 gubernur hasil koalisi PDI-Perjuangan dengan partai lain. Terlebih ketika PDI Perjuangan berhasil memenangkan kadernya dalam pilgub DKI Jakarta, membuat masyarakat seantero negeri ini serta-merta menilai kemenangan tersebut sebagai momen kebangkitan bagi PDI Perjuangan.

Peta politik ini kemudian menjadi petunjuk yang tak sulit bagi PDI Perjuangan untuk memutuskan dan menentukan siapa sosok yang akan diusung dalam pilpres 2014 mendatang.

Dan jika agenda Rakernas III PDI Perjuangan hari ini termasuk membicarakan dan membahas nama sosok untuk pilpres, maka dugaan saya (dan banyak orang) tentu tidak akan meleset, yakni nama Joko Widodo (Jokowi- Gubernur Jakarta itu) diprediksi sangat kuat disepakati sebagai sosok yang akan dimajukan dalam pilpres 2014 mendatang.

Namun, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri selaku “pendekar” wanita yang sangat berpengalaman di dunia politik itu, tentunya tak ingin gegabah menentukan sikap. Boleh jadi, Jokowi memang akan diputuskan sebagai sosok yang maju ke pilpres, tetapi belum tentu diposisikan sebagai capres, melainkan sebagai cawapres.

PDI Perjuangan memang harus cermat menentukan pasangan pilpres (Capres dan Cawapres), sebab lawan-lawan lainnya terutama PD dan PG boleh jadi menyimpan “suntikan beracun” dalam menaklukkan PDI Perjuangan.

Sebetulnya, PDI Perjuangan tak perlu takut terjebak dengan bayangan-bayangan kekuatan lawan politik yang hingga saat ini masih “gelap”. Karena hampir 5 tahun terakhir ini, rakyat belum melihat adanya “bintang” yang mampu menyinari kehidupan mereka di negeri ini. Sehingga sesungguhnya, rakyat saat ini sangat membutuhkan “bintang” (pemimpin) yang tak hanya indah di pandang mata, tetapi juga dapat menjadi cahaya perubahan yang menyejukkan di hati seluruh umat di negeri ini.

Olehnya itu, dalam menentukan dua sosok ke pilpres, PDI Perjuangan hendaknya mampu memperlihatkan sikap bijak terhadap kepentingan rakyat, bukan hanya didominasi dengan sikap politik yang nantinya malah terkesan hanya untuk kepentingan kelompok. Yakni ada baiknya memajukan sosok yang dianggap tak berambisi apalagi ambisius maju ke pilpres.

Ukuran dasar di mata rakyat tentang sosok ambisi dan ambisius adalah figur yang pernah maju pada pilpres sebelumnya lalu maju kembali meski dengan format yang berbeda. Sosok ambisi dan ambisius lainnya dapat diketahui dari caranya untuk maju ke pilpres, adalah dengan melalui proses penonjolan diri secara egois dan arogan karena merasa punya uang yang melimpah untuk membeli suara. Maka hati-hatilah dengan sosok seperti ini..!!!

PDI Perjuangan sebetulnya tak terlalu sulit memunculkan dua sosok untuk dimajukan ke pilpres. Persoalan populer atau tidak, itu bukan masalah buat PDI Perjuangan. Sebab, cukup dengan menumpahkan dan menggerakkan kader dan massa riil di seluruh daerah, maka sosok itu diyakini akan terterima di hati rakyat, yang kemudian dengan sendirinya akan menjadi populer dengan seketika.

Bagi rakyat, yang penting dua sosok yang dimajukan itu benar-benar “asli adalah ahli” mampu mewujudkan tema Rakernas hari ini, yakni: “Berjuang untuk Kesejahteraan Rakyat”. Kalau bukan sosok asli dan ahli, maka PDI Perjuangan dalam pertarungan di pilpres akan justru dinilai tak ada bedanya dengan parpol lainnya.

Jika PDI Perjuangan hari ini bertekad mewujudkan tema Rakernas-nya, maka kata kuncinya ada pada fokus pembahasan perbaikan ekonomi rakyat. Sehingganya, tak sulit meyakinkan rakyat jika sosok yang dimajukan ke pilpres itu adalah sosok yang memang ahli dalam ekonomi. Sebagai perumpaan: Bagaimana mungkin seorang penjual obat penyubur rambut bisa menyakinkan calon pembelinya, jika dia (penjualnya) sendiri punya kepala botak??? Mungkin bisa-bisa saja penjualnya dipercaya, tetapi tidak dengan obatnya.

Tetapi, saya yakin, para petinggi PDI Perjuangan tidak sekadar memajang tema Rakernas itu sebagai slogan belaka. Tentulah disadari tema itu harus sinkron dengan program pembangunan yang juga telah disusun sebelumnya. Sehingga saya pikir, PDI Perjuangan pun sangat paham tentang pentingnya menetapkan 2 sosok yang benar-benar ahli guna mewujudkan tema sekaligus program pembangunan tersebut.

Lalu sosok siapa saja yang dianggap paling pantas mewujudkan tema dan program pembangunan itu?
Menurut saya, selain Jokowi, maka Ketum Megawati Sukarnoputri tentu akan lebih cenderung pula memasukkan nama ekonom senior Rizal Ramli untuk diduetkan dalam pilpres. Sebab, di mata Ibu Mega, Rizal Ramli sesungguhnya bukan orang lain. Yakni, ketika Ibu Mega jadi Wapres, Rizal Ramli adalah salah satu menterinya. Juga Rizal Ramli saat ini adalah Ketua Dewan Penyantun (Kurator) di Universitas Bung Karno.

Bahkan bicara soal survei, Rizal Ramli juga sungguh termasuk sosok yang tak boleh disepelekan, karena sejumlah survei menempatkan Rizal Ramli sebagai sosok ideal untuk di-Capres-kan. Misalnya dari LPI (Lembaga Pemilih Indonesia), LSP (Lembaga Studi Perjuangan),  The President Center, dan lain sebagainya.

Namun karena Rakernas ini juga mengusung sub-tema: “Menuju Tahun Penentuan”, maka kemungkinan Ibu Mega akan lebih mempertimbangkan siapa yang akan mengisi posisi capres dan siapa yang cawapres, sebagaimana yang memang telah diwacanakan sebelumya di beberapa waktu lalu: apakah ingin menerbitkan bintang “Kejora” (Kemilau Jokowi-Rizal Ramli) ataukah lebih ke “Rido” (Rizal Ramli-Joko Widodo).

Selamat melaksanakan Rakernas III PDI-Perjuangan. Semoga Rakernas ini adalah proses menuju kemenangan pada Pemilu 2014 mendatang, agar Perubahan dan Pembaharuan untuk Kesejahteraan Seluruh Rakyat Indonesia dapat segera terwujud. Amin!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar