Minggu, 20 April 2014

Sebelum Tetapkan Cawapres, Jokowi “Patut Sikapi” Penolakannya di ITB

[RRonline]:
IRING-IRINGAN kendaraan yang membawa rombongan Joko Widodo (Jokowi) selaku Gubernur DKI Jakarta untuk memasuki Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), terpaksa berbalik arah, Kamis (17/4/2014). Akibatnya, Jokowi pun batal tampil mengisi kuliah umum sekaligus pembicara dalam acara penandatangan MoU mengenai Smart City antara ITB dan Pemerintah Kota Bandung.

Pasalnya, di depan pintu gerbang utama Kampus ITB, di Jalan Ganesa-Bandung, Jawa Barat itu ada ratusan mahasiswa ITB yang telah memasang barikade sekaligus bertindak sebagai pagar betis dengan membentangkan sejumlah spanduk, salah satunya bertuliskan: “Tolak Politisasi Kampus”.

Dan tentunya, di mata mahasiswa, kunjungan Jokowi yang telah memiliki status politik sebagai Capres PDIP itu dinilai perlu ditolak, karena diduga kuat akan melakukan politisasi di ITB sebagai kampus terkemuka di tanah air.

Namun apapun alasan dan pertimbangan mahasiswa ITB, Jokowi kiranya “patut menyikapi” beberapa hal secara bijak atas aksi penolakannya saat bertandang ke kampus tersebut.

Adalah pertama, Jokowi patut menyikapi secara filosofis. Bahwa, Jokowi sebenarnya tidak ditolak, tetapi hanya diingatkan dalam bentuk aksi damai agar tidak berkunjung ke kampus untuk mengisi kuliah umum, dsb, yakni di saat tahapan ajang politik sedang berjalan seperti saat ini (Pemilu). Sehingga itu, mahasiswa tak ingin diadu-domba, lalu terjebak dalam kepentingan politik dari kelompok-kelompok tertentu.

Yang kedua, Jokowi patut menyikapi secara psikologis. Bahwa, mahasiswa ITB beserta seluruh mahasiswa di perguruan tinggi lainnya adalah merupakan kaum intelektual, sehingga diminta atau tidak, ia  sudah pasti akan terus berusaha mengawal dan mengawasi setiap dinamika berbangsa dan bernegara. Yakni yang baik perlu didukung, dan yang buruk harus disingkirkan. Termasuk dalam pelaksanaan Pemilu.

Dan yang ketiga, Jokowi sangat patut menyikapi secara “historis”. Bahwa, selama negara ini berdiri, telah cukup banyak alumni ITB yang berhasil duduk di dalam kabinet sebagai menteri. Dan bahkan telah terdapat dua alumni ITB yang berhasil menjadi Kepala Negara (Presiden), yakni Soekarno dan BJ. Habibie. Sehingga itu, boleh jadi ada “rasa-rasa” yang kurang “familiar” dirasakan oleh mahasiswa ITB terhadap Jokowi sebagai capres terpopuler pada Pemilu kali ini.

Sehingga itu, sebelum menunjuk dan menetapkan sosok Cawapres, maka Jokowi patut atau tak ada salahnya jika menyikapi beberapa hal tersebut di atas.

Jika mencermati perkembangan yang ada, di mana sejauh ini publik telah mendapatkan “bocoran” seputar kandidat Cawapres yang akan menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2014, maka ITB (dalam konteks ini) sebetulnya memiliki peluang untuk kembali menambah catatan “historisnya”.

Sebab, dari bocoran nama-nama kandidat Cawapres yang sedang digodok oleh pihak Jokowi (PDIP), terdapat nama Hatta Rajasa dan Rizal Ramli, yang kedua-duanya adalah berasal dari ITB. Namun meski begitu, dari kedua nama tersebut hanya satu nama yang berlatar belakang sebagai aktivis handal serta menyandang gelar doktor ekonomi yang kini dikenal sebagai ekonom senior, yakni Rizal Ramli.

Tanpa bermaksud menyepelekan Hatta Rajasa (HR) atau pihak lainnya. Menurut pandangan saya, apabila kelak sebagai Presiden, Jokowi nantinya boleh jadi hanya akan diselimuti rasa “was-was” jika didampingi oleh HR. Sebab, kita semua tahu, bahwa HR adalah besan SBY. Dan SBY adalah “pemilik” Partai Demokrat (PD). Dan PD adalah “musuh bebuyutan” selama 10 tahun PDIP (sebagai oposisi).

Sehingga itu, jika ingin dihubungkan dengan istilah “historis” ITB, maka sosok yang besar kemungkinan dijadikan Cawapres Jokowi adalah Rizal Ramli. Apalagi memang tidak sedikit pihak yang menilai, bahwa Jokowi sesungguhnya lebih nyaman jika didampingi oleh Rizal Ramli sebagai Wakil Presiden.

Tapi mari kita tunggu, apakah sosok dari ITB kembali bisa muncul sebagai pemimpin di negeri ini pada Pilpres 9 Juli 2014…???

SALAM PERUBAHAN 2014….!!!!
-----------------------

Sumber: KOMPASIANA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar