[RR1online]:
MENYAKSIKAN betapa banyak masalah di negara ini yang belum tuntas, membuat rakyat kini makin mendambakan adanya perubahan secara total. “Kita amat perlu melakukan perubahan. Bukan sekadar pergantian pimpinan nasional. Pemilu yang hanya melanjutkan status quo dan sekadar penggantian presiden, tidak akan membawa perubahan nasib bangsa dan rakyat Indonesia,” kata Rizal Ramli selaku Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARuP), seperti dikutip dalam bukunya: Rizal Ramli, Lokomotif Perubahan.
Sebagai figur yang sejak dulu mendapat aspirasi dari banyak kalangan untuk kembali maju sebagai calon presiden 2014, Rizal Ramli sangat prihatin dengan kondisi di negeri ini yang makin hari kian tak jelas kepeduliannya terhadap perbaikan nasib bangsa.
Sehingganya, tak salah jika selama ini pula Rizal Ramli semakin intensif melakukan kunjungan ke berbagai daerah, untuk bersentuhan langsung dengan rakyat, mulai dari Parung, Tasikmalaya, Cirebon, Jombang, Jember, Pasuruan, Madura, hingga ke Mataram. Ia juga mengujungi Bandung, Semarang, Malang, Surabaya, hingga ke Papua, untuk bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat dan aktivis pergerakan. Kawasan Sumatera terus dijelajahi, mulai dari Aceh, Medan, Padang, Bangka Belitung, Palembang, Riau hingga Lampung untuk bertemu dengan tokoh-tokoh partai politik, kaum intelektual, dan menyambangi masyarakat hingga ke pasar-pasar tradisional. Dan akan disusul kunjungannya ke Sulawesi dan Kalimantan.
Selain memaparkan gagasan “Jalan Baru dan agenda perubahan”, Rizal Ramli juga kerap memotret kondisi riil masyarakat untuk menampung keluh kesah mereka mengenai kehidupan yang makin berat. Dari perjalanannya itu, Rizal Ramli menemui keluhan yang paling menonjol, yakni merosotnya taraf hidup mayoritas masyarakat, termasuk anjloknya omzet usaha menengah dan kecil hingga 40%.
Rizal Ramli bahkan sempat menyaksikan kebangkrutan industri kerajinan rotan sepanjang pantai utara Jawa – karena pemerintah SBY mengizinkan ekspor rotan mentah. Ratusan ribu tenaga kerja di industri rotan kehilangan pekerjaan. Sementara, China pun muncul sebagai produsen barang rotan terkemuka, yang bahan bakunya diimpor dari Indonesia. Dan masih banyak lagi keluhan yang ditemui Rizal Ramli, misalnya dari para pedagang yang merasakan kelesuan karena daya beli masyarakat pun turun drastis karena harga bahan kebutuhan pokok yang menggunung. Belum lagi masalah pendidikan, biaya sekolah yang tinggi, kondisi sekolah-sekolah dan infrastrukturnya yang tidak layak, praktek pungli bagi siswa yang masih marak dan lain sebagainya, tentu membuat rakyat makin susah.
Dalam perjalanan ke berbagai daerah itu, hanya satu agenda yang selalu dibawakannya: Indonesia harus berubah. Indonesia harus meretas Jalan Baru, dan meninggalkan Jalan Lama yang sudah ditempuh oleh rezim Orde Baru hingga pemerintah SBY. Yang dimaksud Jalan Lama adalah kebijakan pembangunan ekonomi yang disetir oleh negara-nega maju dan lembaga-lembaga internasional seperti IMF-Bank Dunia, atau lebih dikenal sebagai Konsensus Washington. Kebijakan itu dijalankan oleh para ekonom Mafia Berkeley pada era Soeharto, yang dimotori oleh Widjojo Nitisastro, dan diteruskan oleh murid dan cucu muridnya seperti Boediono dan Sri Mulyani pada era pemerintahan SBY saat ini. Mereka dikenal sebagai “darling” IMFBank Dunia.
Kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh Mafia Berkeley dan anak-cucu muridnya sama dan sejurus sejak dulu, yakni mengikut pada pola kebijakan yang direkomendasikan oleh IMF-Bank Dunia, seperti privatisasi BUMN, liberalisasi sistem keuangan dan perdagangan. Pendek kata, kebijakan propasar yang ugal-ugalan, yang mengakibatkan jumlah penduduk miskin berkembang-biak lebih cepat ketimbang yang mampu diangkat dari kemiskinan lewat program penanggulangan kemiskinan. “Itulah yang kami namakan sebagai Jalan Lama,” kata Rizal Ramli.
Perubahan tidak bisa diserahkan kepada kekuatan status quo. Karena itulah, tak salah jika rakyat sebagian besar dari berbagai kalangan pun meminta agar Rizal Ramli merasa untuk segera tampil di gelanggang Pemilihan Presiden agar bisa menjalankan agenda perubahan secara fundamental. Sejumlah partai pun telah ada yang menaruh minat besar untuk mengusung Rizal Ramli sebagai calon Presiden, karena sosok Rizal Ramli memang dinilai amat cocok untuk membawa Indonesia menuju Perubahan Total tersebut.
Lihat saja, meski terus dijegal dan didzalimi sejak dulu oleh penguasa, toh Rizal Ramli pantang menyerah. Malah ia tetap konsisten memperjuangkan agenda perubahan yang diyakininya dapat mengangkat tinggi derajat ekonomi Indonesia ke depan. (Klik dan baca: Inilah Gagasan dan Agenda Perubahan Rizal Ramli)> muis/map
Tidak ada komentar:
Posting Komentar